Surabaya (ANTARA) - Putra atau keturunan kiai dari sejumlah pondok pesantren di Pulau Madura, Jawa Timur, yang biasa disapa "Lora", menyerukan agar segenap masyarakat menjaga persatuan dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Tadi malam Lora dari empat kabupaten di Pulau Madura berkumpul di Pamekasan. Pertemuan itu menyepakati enam poin yang intinya mengajak segenap masyarakat untuk senantiasa menjaga persatuan dan keutuhan NKRI," ujar Lora Hosnan A Nafi, yang diutus menjadi juru bicara untuk menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada wartawan di Surabaya, Selasa dini hari.
Dia mengungkapkan pertemuan para Lora se- Pulau Madura itu digelar menindaklanjuti kondisi politik menjelang pengumuman hasil rekapitulasi Pemlihan Umum (Pemilu) Presiden dan Legislatif 2019 pada 22 Mei besok, yang dirasa berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dari Kabupaten Sumenep, Lora yang hadir, selain Husnan A Nafi, adalah Qusyairi Zaini, In'am, Ilyas, Erfan Umar, Robithul Umam, Hamidi Amin, Zainul Ubbad, Quraisyi Muslim, Insan Ghazali, dan Rasidi Bahri.
Dari Kabupaten Pamekasan, Lora yang hadir adalah Mahrus Syafii, Kholiq Ilyas, Faruq, Sufyan Tsauri, Abdul Hamid dan Zainul Hasan.
Dari Kabupaten Sampang, Lora yang hadir adalah Syamsuddin Abdul Muin, Amin Syafi, Fauzan Zaini, Saifur Rohim Sahuri, Suhaimi Al Baghdadi dan Ali Mahrus.
Dari Kabupaten Kabupaten Bangkalan, Lora yang hadir adalah Hasyim Zubair, Kholid, Ahmad Nawawi, Umar, Dzikrullah, Anton Bastoni, Anas, Ahmad, dan Utsman.
Menurut Hosnan, para Lora yang hadir tersebut pada Pemilu Presiden 2019 lalu adalah pendukung pasangan calon presiden nomor urut 01 maupun 02.
"Melalui pertemuan tadi malam kami sepakat dan dengan tegas menolak segala bentuk tindakan inkonstitusional seperti people power, yang bertujuan untuk menolak hasil Pemilu yang sah," ucapnya. (*)