Surabaya (ANTARA) - Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V memprediksi konsumsi elpiji di wilayah Jawa Timur naik antara 7 hingga 9 persen pada Mei-Juni 2019, karena bersamaan dengan momentum Ramadhan dan Lebaran 2019
Unit Manager Communication & CSR MOR V Rustam Aji di Surabaya, Selasa mengatakan estimasi angka kenaikan itu mencapai 105.300 Matrik Ton (MT) untuk elpiji subsidi, dan 6.800 MT untuk elpiji nosubsidi.
Sedangkan kondisi normal rata-rata, kata dia, konsumsi elpiji di Jawa Timur sebesar 97.000 MT per bulan untuk elpiji 3 kg, sedangkan untuk elpiji nonsubsidi sebesar 6.350 MT per bulan.
Terkait antisipisasi kenaikan harga, Rustam mengatakan telah menyiagakan satuan petugas (satgas) elpiji pada Ramadhan dan Idul Fitri 2019 untuk mendukung kelancaran penyaluran dan mengantisipasi kenaikan harga yang biasa terjadi jelang Lebaran.
Satgas khusus elpiji itu bertugas sejak tanggal H-30 hingga H+15 Idul Fitri, dan berperan khusus dalam memantau dan mengkordinasikan penyaluran elpiji mulai dari penguatan stok, kelancaran distribusi hingga pemantauan kondisi di lapangan, sehingga ketersediaan di masyarakat dapat terus terpenuhi.
"Kami telah mempersiapkan sepenuhnya strategi penyaluran yang optimal guna memenuhi kebutuhan energi ke masyarakat, termasuk kebutuhan elpiji di Jawa Timur," katanya.
Selain itu, Pertamina juga akan mengoptimalkan stok di enam depot dan kilang elpiji yang ada di Jatim, yang memiliki kapasitas total 119.000 MT, termasuk yang terbesar di Floating-Storage-Offloading (FSO) Kalbut, Situbondo, yang berkapasitas 2 x 44.000 MT.
Pertamina juga berusaha terus menjaga kehandalan sarana fasilitas di SP(P)BE dan sarana Mobil Tangki LPG.
"Kami juga berkoordinasi dengan lembaga penyalur elpiji untuk mengaktifkan agen dan pangkalan siaga, yang tetap akan buka dan melayani kebutuhan elpiji di hari libur," kata Rustam.
Sementara itu, di Jawa Timur jumlah Agen Siaga mencapai 352 untuk elpiji 3 kg dan 64 agen untuk elpiji Non-subsidi. Sedangkan Pangkalan Siaga elpiji 3 kg mencapai 3.800, termasuk SPBU yang menyediakan elpiji 3 kg.
Terkait kestabilan harga, Pertamina telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait seperti Satgas Pangan, Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, dan TPID di Jawa Timur.
"Untuk kelancaran proses distribusi, Pertamina juga berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPH Migas, kepolisian, Dinas Perhubungan, Dinas ESDM, dan juga mitra Pertamina seperti Hiswana Migas," tuturnya.
Pertamina juga meminta agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan pelayanan dan melaporkan apabila terjadi kendala dan hambatan distribusi produk Pertamina melalui Contact Pertamina 1500-000.
"Kami akan terus melakukan update apabila terdapat program promo pelanggan dan laporan satgas terbaru melalui akun media sosial," tuturnya.