Banyuwangi (ANTARA) - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Jawa Timur, akan membuka program studi (prodi) D4 perkeretaapian guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia perkeretaapian seiring pendirian industri kereta api terbesar di Indonesia yang bakal dibangun di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Banyuwangi, Rabu, Rektor Politeknik Negeri Banyuwangi, Son Kuswadi mengatakan dengan berdirinya industri kereta oleh BUMN PT INKA di Banyuwangi, tentunya membutuhkan SDM di bidang perkeretaapian.
"Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan negeri, Politeknik Negeri Banyuwangi diharapkan bisa menyuplai kebutuhan sumber daya manusia (SDM)," ujarnya.
Menurut ia, pihaknya telah bertemu dengan Menteri Ristek Dikti Prof M Natsir dan juga PT INKA, dan menteri berharap Poliwangi bisa menjadi kampus yang menghasilkan tenaga ahli perkeretaapian bagi PT INKA. "Jadi, kami diberi penugasan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi," ucapnya.
Ia menjelaskan, saat ini penyusunan langkah teknis pembukaan prodi perkeretaapian sedang disusun di kementerian. "Kalau sudah turun dalam waktu dekat, berarti prodi perkeretaapian bisa langsung dibuka dan paling lama tahun depan," tuturnya.
Saat ini Poliwangi telah memiliki jurusan yang menunjang prodi perkeretaapian tersebut seperti jurusan teknik mesin, teknik sipil dan teknologi informasi (TI), dan Poliwangi sudah mendapatkan dukungan pendanaan dari APBN.
"Jadi, dari sisi SDM yaitu para ahli permesinan sampai teknologi informasi Poliwangi sudah siap membuka prodi perkeretaapian," katanya.
Politeknik Negeri Banyuwangi juga telah menandatangani kerja sama dengan PT INKA pada pekan lalu untuk mengatur penyusunan kurikulum dan pemenuhan kebutuhan pengajar dari INKA.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap dengan dibukanya prodi perkeretaapian, kebutuhan SDM untuk industri kereta api bisa dipenuhi dengan baik.
"Harapan kami dari Banyuwangi bakal lahir 'engineer-engineer' handal yang akan meningkatkan daya saing industri kereta api nasional, apalagi industri kereta api di Banyuwangi ini difokuskan untuk pasar ekspor, jadi akan ikut membawa nama Indonesia ke dunia internasional," kata Anas.
Bupati Anas juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Ristek Dikti, Natsir dan Menteri BUMN Rini Soemarno yang memungkinkan adanya pengembangan program studi baru tersebut.
PT INKA sendiri saat ini tengah membangun Industri kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia dengan nilai investasi Rp1,6 triliun.
PT INKA menggandeng Stadler Rail Group dari Swiss, yang merupakan salah satu produsen kereta terbesar dunia yang akan membawa teknologi terbaru kereta api ke Banyuwangi.
INKA bakal merekrut sekitar 2.000 pekerja lokal di pabrik baru itu,dan produk kereta dari Banyuwangi tersebut difokuskan untuk pasar ekspor ke Asia, Australia dan Afrika. (*)