Pamekasan (ANTARA) - "Sub-Sub Recipient (SSR) TB HIV Care" dari Aisyiyah Pamekasan, Jawa Timur menemukan, sedikitnya 588 warga di wilayah itu menderita tubercolosis (TB), dan kini para penderita mendapatkan pendampingan khusus dari para kader TB di wilayah itu.
"Data jumlah penderita TB 633 orang ini merupakan data dua tahun terakhir," kata Kepala SSR TB HIV Care Aisyiyah Pamekasan Ruhayati di Pamekasan, Jumat.
Ia merinci pada tahun 2017, warga Pamekasan yang ditemukan menderita TB 342 orang, dan pada 2018 terdapat 246 orang.
Dari 342 orang yang menderita TB itu, 291 orang di antara kini telah sembuh, sedangkan pada 2018 ada 29 orang.
"Dengan demikian, dari 558 orang kami temukan menderita TB itu, sebanyak 320 orang telah sembuh," katanya, menjelaskan.
Ruhayati lebih lanjut menjelaskan, Aisyiyah merupakan penyelenggara program program Sub-Sub Recipient (SSR) TB HIV Care di tingkat Kabupaten Pamekasan, yakni program kerja sama dengan Global Fund, sebuah lembaga dengan dana hibah luar negeri yang berkantor pusat di Genewa.
Lembaga donor bentukan PBB ini dibentuk untuk penanganan berbagai jenis penyakit menular dan berbahaya, seperti malaria, tubercolosis dan HIV/AIDS.
Saat ini, sambung dia, SSR TB HIV Care Aisyiyah Pamekasan memiliki sebanyak 26 kader TB aktif yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
Mereka selalu melakukan pendampingan dan mencari warga yang terindikasi terserang penyakit TB untuk berobat di puskesmas.
"Karena biaya pengobatan mereka hingga sembuh ditanggung oleh pemerintah kerja sama dengan lembaga donor Global Fund ini," katanya, menjelaskan.
Hanya sambung Ruhayati, yang menjadi kendala bagi kader TB di Pamekasan saat ini, adalah lemahnya keinginan pasien untuk meminum obat.
"Oleh karena itu, selain melakukan pencarian warga yang diduga terserang TB, tugas kades TB ini juga adalah PMO (pendamping minum obat)," katanya, menjelaskan.
Ruhayati menuturkan, saat ini masyarakat belum banyak yang paham tentang jenis penyakit ini, sehingga pihaknya memandang perlu untuk menggandeng media mensosialisasikan program penanganan TB tersebut, termasuk biaya.
"Biaya pengobatan penderita TB ini gratis, hingga mereka sembuh. Obat-obatan yang mereka konsumsi gratis dan tidak perlu membayar sepersenpun," katanya, menjelaskan.
Kepala SSR TB HIV Care Aisyiyah Pamekasan Ruhayati menjelaskan, untuk mensosialisasikan bantuan pengobatan bagi penderita TB tersebut, pihaknya bekerja sama dengan organisasi profesi wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pamekasan.
Nota kesepahaman PWI-SSR itu terdiri dari delapan bab dengan sembilan pasal. Masing-masing tentang maksud dan tujuan, ruang lingkup, hak dan kewajiban, pelaksanaan evaluasi, jangka waktu perjanjian, force majeure, biaya kegiatan dan penutup.
Ia berharap, kerja sama dengan PWI Pamekasan itu bisa memberikan nilai lebih dalam hal sosialisasi kesehatan dan penanganan TB dan HIV/AIDs di Kabupaten Pamekasan.
“Sebab, bagi kami peran media itu sangat penting, dalam ikut mensosialisasikan program-program kesehatan dan penanganan penyakit menular seperti TB,” katanya. (*)
