Surabaya (ANTARA) - Program studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya) mengumpulkan peneliti nasional dan internasional untuk mendiskusikan hasil penelitiannya dalam kegiatan International Annual Symposium on Management (INSYMA) ke-16 di Manado, Sulawesi Utara, Selasa.
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya Prof Suyanto mengatakan, simposium kali ini bertajuk "Re-Drawing Your Future: The Existing of Dynamic Capabilities to Energize the Firm’s Competitive Advantage in Hyper Competition".
"Topik setiap INSYMA selalu berkaitan dengan sebelumnya. Tahun lalu berbicara tentang inonasi sedang tahun ini lebih mengarah ke kompetisi," ujar Prof Suyanto.
Simposium dibuka dengan empat pembicara yakni Prof Badri Munir Sokoco dari Universitas Airlangga Surabaya, Prof Jean-Jaw Soong dari National Cheng Kung University, Taiwan, Prof Zuleha Binti Abdul Rasid dari Azman Hashim International Business School Universiti Teknologi, Malaysia dan Prof Suyanto dari Universitas Surabaya.
Adapun peserta yang tergabung dalam INSYMA 16 kali ini adalah puluhan universitas nasional dan internasional, antara lain Tokai University Jepang, USSH VNU Hochiminh City Vietnam, University of Malaya Malaysia, National Cheng Kung University Taiwan, Beijing Jiatong University China, dan Universiti Teknologi Malaysia.
Sementara itu, Kepala Jurusan Manajemen Ubaya Dr Noviaty Kresna Darmasetiawan mengatakan, tema yang diambil adalah bagaimana menempatkan diri sendiri dan menggambar masa depan pada kondisi yang akan datang.
"Kondisi di masa datang yang dimaksud yaitu adanya perubahan teknologi yang mengarah pada industrial revolution 4.0," kata Novi.
Novi menjelaskan, proses INSYMA diawali dengan mengumpulkan paper terlebih dahulu oleh peserta. Setelah itu akan ada seleksi oleh tim reviewer dan advisory board yang akan menentukan paper lolos atau tidak untuk ke tahap presentasi dan prosiding.
"Ada 100 paper yang masuk. Setelah melalui proses seleksi berdasarkan kualitas, maka yang berhasil lolos ada 55 paper yang akan dibahas dalam simposium," ungkap Novi.
Selain melalui proses seleksi paper dan berdiskusi, nantinya paper yang terpilih akan dimuat dalam prosiding. Sejak tahun 2018, INSYMA bekerja sama dengan Atlantis Press yaitu lembaga penerbit prosiding internasional yang mempunyai link dengan indeksasi karya penulisan berkualitas. INSYMA juga menggunakan Thomson Reuters yang terakreditasi dalam Dikti.
Hasil akhir simposium adalah diseminasi karya penelitian peserta yang terpilih dan berkualitas.
"Melalui INSYMA peserta tidak hanya memaparkan hasil penelitiannya, namun turut berkontribusi dalam memberikan manfaat serta solusi yang dapat diadopsi dan dibaca oleh masyarakat lebih luas hingga ke seluruh dunia. Tahun depan INSYMA ke-17 rencana akan diselenggarakan di Malaysia atau Taiwan," ujar Novi.(*)
Ubaya kumpulkan peneliti internasional di "INSYMA"
Selasa, 5 Maret 2019 19:02 WIB
Melalui INSYMA peserta tidak hanya memaparkan hasil penelitiannya, namun turut berkontribusi dalam memberikan manfaat serta solusi yang dapat diadopsi dan dibaca oleh masyarakat lebih luas hingga ke seluruh dunia