Malang (Antaranews Jatim) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur mendorong para pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) khususnya yang ada di Kota Malang untuk melakukan ekspor produknya ke pasar global.
Kepala Bidang Perdagangan Internasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Desak Nyoman Siksiawati, mengatakan bahwa produk dari industri rumahan dari Kota Malang memiliki kualitas yang baik dan cocok untuk pasar ekspor.
"Pemerintah mendorong untuk ekspor, itu bukan hanya untuk perusahaan besar, tapi juga untuk industri rumahan atau IKM, khususnya yang ada di Kota Malang," kata Desak, seusai menjadi pembicara Workshop Pengembangan Ekspor Produk Ilmatetta, di Kota Malang, Rabu.
Desak menjelaskan, beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi produk-produk yang mengincar peluang ekspor di pasar global adalah terkait dengan kualitas produk, kuantitas atau jumlah produk, dan kontinuitas atau keberlanjutan pasokan produk bagi pasar global.
Biasanya, lanjut Desak, salah satu kendala yang dihadapi IKM atau usaha rumahan dalam memenuhi kriteria ekspor adalah terkait kuantitas produk dan kontinuitas produk. Untuk menjawab permasalahan itu, sudah seharusnya sektor IKM itu dikelompokkan dengan industri sejenis.
"Justru, harus dibentuk keompok-kelompok yang sejenis, untuk memenuhi permintaan pasar. Karena bagi mayoritas industri kecil, kuantitas itu akan menjadi masalah, namun, jika dipenuhi secara berkelompok, tentunya akan bisa ekspor," kata Desak.
Menurut Desak, bagi industri kecil menengah, saat ini bukan merupakan waktu untuk bekerja secara sendiri-sendiri. Perlu adanya kolaborasi antar pelaku usaha, yang nantinya diharapkan mampu memenuhi kuantitas dan keberlanjutan ekspor.
Beberapa produk asal Kota Malang yang dinilai cocok untuk menembus pasar internasional adalah produk makanan minuman. Di Kota Malang sendiri, sektor industri makanan minuman memang memiliki peluang yang sangat potensial, mengingat kota tersebut merupakan salah satu destinasi tujuan wisata.
Saat ini, pemerintah tengah mendorong kinerja ekspor dalam upaya untuk menghadapi tantangan defisit neraca berjalan. Salah satu langkah untuk menekan defisit tersebut, diperlukan peningkatan eskpor dan menciptakan barang-barang subtitusi impor yang dihasilkan di dalam negeri.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018, ekspor Indonesia mencapai 180,06 miliar dolar AS atau meningkat 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. Sedangkan ekspor nonmigas pada 2018, tercatat 162,65 miliar dolar AS atau meningkat 6,25 persen.
Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang ekspor terbesar kedua setelah Provinsi Jawa Barat. Tercatat, berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Jawa Barat senilau 30,37 miliar dolar AS, diikuti Jawa Timur 19,07 miliar dolar AS, dan Kalimantan Timur sebesar 18,56 miliar dolar AS.(*)
Disperindag Jatim Dorong Ekspor Produk IKM
Rabu, 6 Februari 2019 16:35 WIB
"Pemerintah mendorong untuk ekspor, itu bukan hanya untuk perusahaan besar, tapi juga untuk industri rumahan atau IKM, khususnya yang ada di Kota Malang,"