Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat bahan baku/penolong menjadi pendorong utama realisasi impor pada Juli 2024 yakni sebesar 2,17 miliar dolar AS atau 81,03 persen dari total impor pada Juli yang mencapai 2,68 miliar dolar AS.
“Secara kumulatif impor kita sudah mencapai 17,03 miliar dolar AS sampai Juli ini,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Zulkipli menuturkan nilai impor periode Juli itu naik 20,67 persen persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan naik 4,81 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Selain bahan baku/penolong, barang konsumsi menjadi pendorong kedua realisasi impor Juli yaitu mencapai 12,61 persen atau 0,34 miliar dolar AS serta terdapat barang modal yang menjadi pendorong realisasi impor yaitu 6,36 persen atau 0,17 miliar dolar AS.
Baca juga: Harga tomat hingga telur turun, Jatim alami deflasi 0,07 persen
Apabila diurutkan berdasarkan kode golongan barang harmonized system (HS), nilai impor periode Juli 2024 terbesar yakni untuk pembelian mesin dan peralatan mekanis 194,78 juta dolar AS, disusul ampas dan sisa industri makanan 132,8 juta dolar AS, serta plastik dan barang dari plastik 132,26 juta dolar AS.
Negara tujuan utama impor mesin dan peralatan mekanis pada Juli adalah Tiongkok sebesar 47,11 persen dan Jerman sebesar 13,38 persen, untuk impor ampas dan sisa industri makanan utamanya dari Brasil 49,77 persen dan Argentina 22,95 persen, serta impor plastik dan barang dari plastik utamanya berasal dari Tiongkok 35,02 persen dan Singapura 13,35 persen,
Lebih lanjut, untuk pangsa pasar impor non migas utamanya berasal dari Tiongkok sebesar 0,7 miliar dolar AS, Amerika Serikat 0,11 miliar dolar AS, Brasil 0,11 miliar dolar AS, dan Jepang 0,08 miliar dolar AS.