Surabaya (Antaranews Jatim) - DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kota Surabaya menyikapi keluhan dari sejumlah caleg DPRD Surabaya atas adanya instruksi khusus dari partai untuk memenangkan Fandi Utomo sebagai Caleg DPR RI dengan cara "tandem" atau kerja sama dengan caleg lain dalam kegiatan kampanye.
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya Musyafak Rouf, di Surabaya, Kamis, mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan jika ada caleg yang mengeluh karena tidak ada biaya yang dikeluarkan caleg Fandi Utomo kepada caleg yang diajak tandem.
"Sekarang itu kan UU tidak boleh 'money politik'. Itu perintah UU. Siapapun nanti tidak hanya PKB tapi juga partai lain. Yang benar itu adalah membentuk relawan sebanyak-banyaknya," katanya.
Menurut dia, alasan awal kenapa partai meminta semua caleg bisa tandem karena Fandi Utomo merupakan caleg unggul yang akan dipersiapkan maju di Pilkada Surabaya 2020.
Selain itu, lanjut dia, Fandi mempunyai tugas khusus mengambil suaranya yang dulu ada di Partai Demokrat. "Hal ini sesuai pesan K.H. Ma'ruf Amin (cawapres) kembalilah orang NU yang dulu berada di partai lain untuk kembali ke PKB," katanya.
Soal hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) yang menempatkan elektabilitas Fandi Utomo masih rendah berada di urutan keempat karena dinilai salah langkah, Musyafak menilai Fandi Utomo perlu diruwat atau dipulihkan kembali seperti keadaan semula.
"Kalau salah langkah, perlu diruwat lagi supaya kembali ke jalan yang benar," katanya.
Sementara itu, salah seorang caleg DPRD Surabaya yang enggan disebut namanya mengatakan keberatan tandem dengan Fandi Utomo karena semua biaya ditanggungnya sendiri.
"Ruwet. Kalau tandem ya selama ini saya biaya sendiri. Dari awal saya sudah bikinkan baner bareng, tapi akhir-akhir tidak jelas," katanya.
Bahkan, lanjut dia, beberapa kali pihaknya menggelar kegiatan, Fandi juga selalu datang, tapi juga tidak memahami kondisi dengan ikut membantu meringankan biaya caleg.
"Banyak caleg-caleg PKB kaget. Tapi kalau saya tidak kaget, karena sudah tahu pada saat Fandi menjadi Cawali Surabaya 2010 itu. Saya lebih enak jalan sendiri kalau seperti ini," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya sudah pernah menyampaikan agar sisa waktu yang kurang 2,5 bulan menjelang Pileg 2019 dimanfaatkan Fandi untuk fokus memenangkan Pemilu legislatif.
"Soal wali kota itu nanti, kita kerja keras lagi setelah pemilu. Apalagi hasil survei internal PKB untuk Caleg DPR RI pada November lalu jeblok. Untuk urutan pertama caleg petahana Syaikhul Islam disusul Arzety dan Ashary Ari Rangkuti. Sedangkan Fandi berada diurutan keempat," katanya.
Sementara itu, Fandi Utomo hingga saat ini belum memberikan tanggapan terkait hal itu. Pada saat dihubungi melalui pesan whatsapp-nya hanya dibaca, namun tidak komentar.
Meski demikian, Fandi sempat memberikan tanggapan singkat di whatsapp grup "Surabaya oh Surabaya" dengan berterima kasih atas nasehat yang disampaikan Direktur SSC Mochtar W. Oetomo pada pemberitaan sebelumnya. (*)
PKB Surabaya Sikapi Adanya Keluhan "Tandem" Antar-Caleg
Kamis, 24 Januari 2019 8:51 WIB
Sekarang itu kan UU tidak boleh 'money politik'. Itu perintah UU. Siapapun nanti tidak hanya PKB tapi juga partai lain. Yang benar itu adalah membentuk relawan sebanyak-banyaknya