Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah menegaskan program penanaman pohon trembesi selaras dengan visi-misi pemerintah kabupaten itu dalam upaya mengantisipasi terjadinya pemanasan global.
"Menanam tumbuhan adalah salah satu gerakan penghijauan untuk mengatasi kekeringan lahan serta menjaga lingkungan," katanya di Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu, pada penanaman 8.400 pohon trembesi di ruas tol Trans-Jawa, Rabu, kerja sama program Djarum Trees For Life (DTFL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemkab Sidoarjo, dan PT Jasa Marga Surabaya-Mojokerto dan PT Transmarga Gempol-Pasuruan.
Pada kegiatan yang dihadiri Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur KLHK Dr Nandang Prihadi, M.Sc, Vice President Djarum Foundation FX Supanji, Dirut PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto Budi Pramono, Dirut PT Transmarga Gempol-Pasuruan Rahardjo itu, ruas tol yang ditanami ribuan pohon trembesi (Albizia saman) atau dikenal juga dengan nama "Samanea saman" itu, meliputi ruas jalan tol Surabaya- Mojokerto, dan ruas Gempol-Pasuruan.
Menurut Bupati Sidoarjo, dampak pemanasan global jelas sudah dapat dirasakan, seperti kekeringan lahan, bencana banjir dan longsor, yang kesemuanya itu membutuhkan kerja dan sinergi bersama guna mengatasinya.
Karena itu, Pemkab Sidoarjo merasa terbantu dengan gerakan penamanan pohon trembesi yang digagas DFTL, termasuk pemeliharaan tanaman hingga tahun ke depan setelah penanaman.
"Oh..ternyata pemeliharaan dari DFTL bukan tiga bulan, tapi tiga tahun, sehingga kita tinggal meneruskannya saja setelah itu," kata Saiful Ilah.
Vice President Djarum Foundation FX Supanji, usai prosesi penanaman trembesi menegaskan bahwa DFTL berkomitmen untuk melakukan perawatan terhadap 8.400 pohon trembesi selama tiga tahun, yakni waktu yang diperlukan agar batang trembesi dirasa cukup besar.
Perawatan yang dilakukan meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan sampai penggantian bibit baru jika ada pohon yang rusak atau mati.
Kepala BKSDA Jatim-KLHK Nandang Prihadi menyambut baik program dari DFTL itu.
Ia mengatakan, menurut ukuran KLHK, program penghijauan dengan penanaman trembesi yang konsisten dilakukan Djarum Foundation ini menjadi teladan yang baik bagi perbaikan kualitas lingkungan kehidupan bagi sumber daya manusia (SDM).
"Program seperti penanaman trembesi ini perlu dukungan dari masyarakat dan swasta karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri," katanya.
Ia sangat mendukung program penanaman pohon trembesi yang sudah mencapai ruas tol Trans-Jawa karena kegiatan itu termasuk dalam langkah pemulihan ekosistem.
"Melalui kegiatan nyata, secara tidak langsung kita juga telah ikut membantu program pemerintah tentang reboisasi dan program lingkungan," katanya.
Ia mengatakan lingkungan hidup dikatakan berkualitas baik jika berpengaruh positif atau menunjang kepentingan hidup makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya.
"Seperti halnya menyangkut kenyamanan, keindahan, keserasian yang bersangkutan dengan persepsi manusia atas lingkungan hidupnya," katanya.
Nandang Prihadi mengapresiasi penanaman pohon dengan julukan "Ki Hujan" tersebut karena dapat menyerap polusi udara yang dihasilkan dari pembuangan gas kendaraan bermotor.
Dengan adanya trembesi, kata dia, paling tidak akan mengurangi gas-gas CO2 tersebut. Sebaliknya, jika aktivitas penghijauan tidak dilakukan, pemanasan global akan semakin meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim yang nantinya memperparah kualitas lingkungan makhluk hidup.
Ia berharap agar kegiatan ini juga menumbuhkan partisipasi aktif dan tanggung jawab masyarakat, memberikan wawasan masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan yang sehat, serta menambah kesadaran masyarakat untuk terus menerapkan program penghijauan ini.
FX Supanji menambahkan selain trembesi, Djarum Foundation juga akan menanam jenis pohon berbunga dan pohon berbuah, seperti 650 bibit tabebuya, 200 bibit kepoh dan masing-masing 100 bibit flamboyan, maja, tanjung, eucalyptus, bunga kupu-kupu, ketapang, dan salam.
Pohon-pohon tersebut akan ditanam pada beberapa ruas seperti "interchange", "rest area" dan kantor pengelola.
Dalam rangkaian kegiatan itu, juga dilakukan dialog "darling" (sadar lingkungan) yang menghadirkan generasi milenial di Sidoarjo, yang terdiri atas pelajar dan mahasiswa, dengan narasumber artis muda Tasya Kamila. (*)