Surabaya (Antarabnews Jatim) - Kontribusi Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III/2018 didominasi oleh industri pengolahan, dengan pertumbuhan total sebesar 5,40 persen, atau melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,59 persen.
Kepala Badan Pusat Statistika (BPS), Teguh Pramono di Surabaya, Senin mengatakan selama Triwulan III, struktur perekonomian Jatim didominasi tiga lapangan usaha utama, yaitu untuk lapangan usaha industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 29,70 persen.
Kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,58 persen, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 12,51 persen.
"Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, lapangan usaha industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi," katanya.
Sementara itu kata dia, secara quarter-to-quarter (q-to-q) ekonomi Jawa Timur Triwulan III 2018 tumbuh sebesar 3,88 persen bila dibandingkan triwulan II pada tahun yang sama, dan didorong kinerja lapangan usaha konstruksi yang berkontribusi sebesar 6,45 persen.
"Kemudian diikuti industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 5,21 persen, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 4,89 persen," ujar Teguh.
Teguh menjelaskan, beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III 2018 di antaranya adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh 4,37 persen. Kemudian juga penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh 2,54 persen.
"Jasa kesehatan dan kegiatan sosial juga tumbuh 2,34 persen. Begitu pun jasa keuangan dan asuransi tumbuh 2,25 persen. Terkahir, pengadaan listrik dan gas tumbuh 1,75 persen dibanding triwulan sebelumnya," ujar Teguh. (*)
Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Jatim Didominasi Industri Pengolahan
Senin, 5 November 2018 17:15 WIB
beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III 2018 di antaranya adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh 4,37 persen. Kemudian juga penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh 2,54 persen