Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Kepala Bidang Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro, Jawa Timur, Sukirno mengatakan, kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat ada kecenderungan meningkat, disebabkan banyak kegiatan masyarakat membakar sampah.
"Tahun ini terjadi 78 karhutla sampai Oktober. Tapi, yang terbanyak kebakaran lahan atau sampah, sedangkan kebakaran hutan tidak banyak," kata dia di Bojonegoro, Jumat.
Ia memberikan gambaran sejak 1 Januari sampai akhir September terjadi 49 karhutla. Namun, selama Oktober telah terjadi 29 karhutla, sehingga jumlah total sebanyak 78 karthula.
Dari data yang diterima, lanjut dia, kejadian karhutla sebagian besar disebabkan sampah yang dibakar warga, kemudian membesar.
"Warga kemudian panik dan melaporkan kejadian itu kepada petugas pemadam kebakaran," kata dia.
Ia menambahkan, dulu kejadian kebakaran sampah atau lahan jarang yang dilaporkan, tapi sekarang dengan semakin mudahnya alat komunikasi, maka kebakaran sampah yang membesar oleh warga dilaporkan petugas pemadam kebakaran.
"Apalagi dalam memadamkan kebakaran karhutla tidak dipungut biaya," ucapnya.
Ia menyebutkan dalam kejadian 78 karhutla itu, menimbulkan kerugian Rp7,5 juta, karena ada sebagian kecil kejadian karhutla yang menjalar ke permukiman warga.
"Tapi, kebakaran hutan tidak menimbulkan kerugian, karena hanya semak-semak yang terbakar," ujarnya.
Ia membenarkan kejadian berbagai kebakaran, termasuk karhutla tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2017.
Data Dinas Damkar Bojonegoro mencatat sejak 1 Januari sampai Oktober 2018 terjadi 148 kejadian kebakaran rumah, karhutla, pasar/pertokoan, gudang/open, instansi, kandang, kendaraan bermotor, kabel PLN, juga yang lainnya, dengan kerugian mencapai Rp5,9 miliar.
"Tahun lalu terjadi 101 kejadian berbagai kebakaran dengan kerugian sekitar Rp3,2 miliar," ucapnya. (*)