Jakarta (Antaranews jatim) - Sebanyak 119 penyelam akan diturunkan untuk proses evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air PK- LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10) lalu, pada hari kelima setelah musibah tersebut .
Para penyelam tersebut berasal dari tujuh unsur di antaranya Basarnas, Kopaska, Denjaka, Indonesia Diver dan Taifib bersiap di posko bencana Lion Air di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Pencarian pada hari kelima ini akan difokuskan untuk mencari VCR (Voice Data Recorder) dan badan pesawat. Diperkirakan lokasinya tidak jauh dari lokasi ditemukannya FDR (Flight Data Recorder).
Baca juga: Kemenhub akan Audit Khusus Boeing Lion Air
Baca juga: Penemu Kotak Hitam Lion Air itu Prajurit Marinir
Baca juga: Kotak Hitam Lion Air JT 610 Ditemukan
Kepala Basarnas Muhammad Syaugi juga turut serta dalam proses evakuasi dengan menumpang KM SAR Jakarta yang berangkat sekitar pukul 08.30 WIB, setelah melakukan briefing dengan anggota Basarnas di tenda posko.
FDR yang merupakan salah satu bagian dari black box ditemukan empat hari berselang setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut.
Benda yang merekam suara terakhir di pesawat sebelum jatuh itu ditemukan di kedalaman 30 meter lewat alat Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dimiliki kapal Baruna Jaya I.
Awalnya ROV menemukan serpihan badan pesawat dan sebuah syal yang diduga milik korban. Petugas kemudian membawa ping locater untuk menangkap sinyal "beep" dari kotak hitam tersebut.
Hingga Kamis (1/11) total 65 kantong jenazah telah dikirimkan dan diterima tim Disaster Victim Investigation (DVI). (*)
Baca juga: Jannatun Cintya Pilih Kementerian ESDM Ketimbang Tawaran Perusahaan Singapura