Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah bidang makanan ringan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku mulai merasakan dampak dari semakin berkembangnya pariwisata di kabupaten paling timur di Pulau Jawa itu.
Kurnia, pemilik rumah produksi makanan ringan dengan merek "Anisa", di Banyuwangi, Rabu mengatakan, perkembangan bisnisnya makin pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Ia mengembangkan usaha makanan ringan, seperti kue bolu kering, bagiak, opak gulung, opak lipat, kue matahari, hingga keciput di Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi.
"Alhamdulillah, perkembangan usaha saya tidak bisa terlepas dari semakin tumbuhnya ekonomi dan dunia pariwisata di Banyuwangi. Saat ada festival, Banyuwangi kedatangan banyak wisatawan yang pasti butuh oleh-oleh kue khas daerah ini untuk dibawa pulang," katanya.
Kurnia merintis bisnis kue keringnya sejak 2008 silam. Saat itu, dia sendiri yang melakukan semua proses produksinya. "Awalnya dulu saya hanya bikin kue bagiak. Penjualannya juga masih terbatas karena peminatnya belum banyak," ujarnya.
Setelah 2011, saat Banyuwangi mulai rutin menggelar berbagai atraksi festival wisata, Kurnia mulai merasakan dampaknya. Dia kemudian aktif memasok ke sejumlah pusat oleh-oleh yang ada di Kota Banyuwangi, karena belum memiliki outlet sendiri.
"Saat itu saya hanya memasok ke toko oleh-oleh. Akhirnya saya tahun 2014 mulai berani membuat outlet sendiri karena penjualan terus meningkat," kata Kurnia.
Sebelum pariwisata menggeliat, kata dia, penjualan kuenya hanya berkisar 1.000 bungkus per bulan, namun kini bisa meningkat menjadi 7.500 bungkus per bulan. Omsetnya, yang semula hanya Rp6 juta per bulan, kini meroket menjadi sekitar Rp240 juta.
"Peningkatannya terasa sekali. Dulu saya tidak punya karyawan, sekarang sudah dibantu oleh 30 karyawan. Alhamdulillah, semoga usaha ini terus barokah," kata dia.
Rumah produksi Anisa terkenal dengan kue bolunya yang laris-manis untuk oleh-oleh para wisatawan. Untuk menjawab perkembangan pasar, Kurnia memodifikasi beragam rasa kue bolu, seperti bolu tape, bolu pandan, bolu senyum, bolu lapis, dan bolu gula merah.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersyukur Banyuwangi Festival yang digelar sejak 2011 silam bisa mengungkit perekonomian warga kecil. Setiap tahunnya, Banyuwangi Festival digelar dengan agenda puluhan atraksi wisata yang menyedot hingga ribuan wisatawan.
"Semoga geliat perekonomian ini bisa dirasakan oleh seluruh warga Banyuwangi. Masyarakat kami harapkan bisa jeli menangkap peluang usaha yang tercipta dari geliat ekonomi dan pariwisata Banyuwangi. Silakan datang ke Rumah Kreatif milik Pemkab Banyuwangi untuk mendapat fasilitasi desain kemasan gratis, pemasaran, dan sebagainya," kata Anas.(*)