Madiun (Antaranews Jatim) - Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) dari Polda Jatim mengambil sampel DNA orang tua Alfiani Hidayatul Solikha. rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Tim tersebut mengambil sampel dengan mendatangi rumah keluarga korban yang berada di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun pada Selasa siang.
"Sampel DNA yang kami ambil ini untuk kepentingan identifikasi jenazah yang ditemukan di Jakarta," ujar anggota tim DVI Polda Jatim drg Yurika Artanti kepada wartawan di rumah duka.
Selain mengambil sampel darah, Tim DVI juga mengambil sampel kuku dan rambut kedua orang tua Alfi, sapaan akrab Alfiani Hidayatul Solikha.
Tim tersebut juga meminta keterangan dari pihak keluarga tentang apapun yang ada pada tubuh Alfi dan dimungkinkan bisa menjadi ciri khas untuk mengenali korban.
Di antaranya tentang tanda lahir, bekas luka, foto terbaru, berat dan tinggi badan, serta properti lain yang biasa dipakai korban.
"DNA Itu data primer. Selain itu kami juga menanyakan properti yang biasa digunakan sebagai data sekunder yang digunakan untuk membandingkan data-data yang sudah ada," katanya.
Menurut Yurika, hasil sampel yang diambil tersebut akan dikirim ke Jakarta untuk dicocokkan dengan jenazah korban Lion Air JT 610 yang sudah ditemukan.
"Sampel yang kita ambil ini akan dikirim ke Pusdokkes untuk dicocokkan dengan data-data dengan hasil pemeriksaan yang didapatkan di Jakarta karena ada keluarga yang datang ke posko antemortem yang di Jakarta. Ini untuk melengkapi saja," katanya.
Hingga saat ini belum ada informasi tentang kondisi Alfi sehari pasca-jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang. Apakah korban selamat atau sebaliknya.
Sementara, Kapolres Madiun AKBP I Made Agus yang mendampingi tim DVI meminta keluarga korban untuk tabah menerima kondisi Alfi. Keluarga diimbau banyak berdoa agar Alfi segera ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut, di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dengan rute Bandara Depati Amir di Pangkal-Pinang, Bangka Belitung.
Namun, 13 menit setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dan diketahui jatuh.
Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB itu mengangkut penumpang dan kru sebanyak 189 orang, termasuk Pramugari Alfiani Hidayatul Solikha. (*)
Video Oleh LouisLouise Stevani