Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Kelompok nelayan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menenggelamkan 210 rumpon atau rumah ikan di Perairan Bulusan, Banyuwangi, Jumat.
Penenggelaman ratusan rumpon oleh nelayan Bulusan, Kampung Baru, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi itu bertujuan untuk upaya konservasi lingkungan laut.
Para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Wira Laut itu membawa ratusan rumpon ke tengah laut menggunakan perahu rakit. Rumpon-rumpon atau yang biasa juga disebut apartemen ikan itu ditenggelamkan secara tradisional oleh para nelayan yang memiliki keahlian menyelam.
"Penenggelaman apartemen ini dilakukan sebagai upaya konservasi biota laut, dan juga nantinya diproyeksikan sebagai wisata bahari," kata Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo di sela-sela penenggelaman rumpon.
Hary mengatakan kegiatan itu melibatkan kelompok nelayan, agar para nelayan nantinya turut memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga ekosistem laut. "Dengan melibatkan nelayan, mereka nantinya akan turut menjaga kelestarian lautnya. Karena konservasi ini manfaatnya untuk para nelayan juga," kata Hary.
Menurut Hary, Pantai Bulusan telah dijadikan kawasan konservasi dan nantinya diharapkan bisa berkembang seperti di Bangsring Underwater Banyuwangi yang telah meraih Kalpataru. "Kami harapkan nantinya para nelayan di sini bisa seperti Bangsring Underwater yang telah berhasil dalam upaya konservasi laut," katanya.
Hary menjelaskan di sejumlah pantai lain di Banyuwangi, ratusan rumpon juga telah ditenggelamkan beberapa hari sebelumnya.
Menurut dia, program penenggelam rumpon itu juga bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikan Provinsi Jatim.
Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Awalrush Andira Rendy mengatakan penanaman rumpon tersebut memiliki banyak efek domino.
"Penanaman apartemen ikan ini ditanam di pantai yang berpasir atau kalau di daratan disebut tandus," katanya.
Dengan adanya rumpon itu, katanya, selain bisa dijadikan wisata bahari juga menumbuhkan mata rantai ekosistem ikan.
"Ikan-ikan yang hilang bisa datang kembali. Ikan yang sebelumnya berada lima mil dari bibir pantai, dengan adanya apartemen ikan ini bisa ditemui tiga mil dari bibir pantai," kata Rendy.
Ia menjelaskan sekitar satu bulan, apartemen-apartemen ikan tersebut akan ditumbuhii lumut. Setelah itu akan dilakukan underwater restocking, atau penebaran benih ikan.
"Nantinya akan ditebar 8.000 benih ikan kerapu. Restocking ini dilakukan dengan cara menyelam dan ditaruh di apartemen ikan," kata Rendy.
Dalam tiga bulan, kata dia, benih ikan yang awalnya seukuran 6 centimeter bisa mencapai 30 centimeter. Dengan banyaknya ikan di rumpon, maka akan merangsang ikan-ikan yang berada di tengah untuk datang ke daerah rumpon berada.(*)