Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sejumlah desa di Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, belum melakukan sosialisasi kepada warga yang tanahnya berada di dekat rel KA terkait proyek pembangunan rel kereta api (KA) koridor Jakarta-Surabaya.
"Sejumlah kepala desa (kades) di Kecamatan Kota, belum melakukan sosialisasi. Masih menunggu surat penugasan sosialisasi terkait pembangunan rel KA," kata Kepala Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota, Bojonegoro Sumani, di Bojonegoro, Rabu.
Pihak kecamatan kota, kata dia, sudah memberitahu kepada seluruh kepala desa (kades) di Kecamatan Kota, agar segera menyosialiasikan kepada warga yang tanahnya akan dimanfaatkan jalur rel KA koridor Jakarta-Surabaya.
Tapi, menurut dia, semua kepala desa di Kecamatan Kota, belum berani melakukan sosilalisasi kepada warga, karena masih menunggu surat penugasan dari pemerintah kabupaten (pemkab) atau dari kecamatan.
Ia memperkirakan di wilayahnya ada sekitar 40 rumah, selain sawah yang lokasinya di dekat rel KA, yang kemungkinan harus dibebaskan.
"Di Kelurahan Sumbang, dan Desa Sukorejo, di Kecamatan Kota, untuk jumlah rumah yang terkena jalur rel KA yang akan dibangun jumlahnya cukup banyak," ucapnya.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro Hartono, yang dimintai konfirmasi mengatakan idealnya di setiap jalan poros kecamatan, provinsi dan nasional di wilayahnya yang melintas di jalur rel KA dibangun jembatan layang (flyover).
Selain itu, lanjut dia, juga harus dibangun jalan di samping rel KA untuk menghubungkan dengan jembatan layang.
"Adanya jembatan layang bisa mengurangi pintu lintasan yang sekarang di daerah kami jumlahnya ada 84 titik baik yang sudah dilengkapi penjaga maupun belum ada penjaganya," ucapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Bojonegoro Nurul Azizah, sebelumnya, menjelaskan pemkab memperoleh informasi rencana pembangunan jalur rel KA koridor Jakarta-Surabaya dari konsultasi publik dengan Kementerian Perhubungan, pada 14 September.
Dari studi amdal menyebutkan proyek pembangunan jalur rel KA koridor Jakarta-Surabaya, di jalur lintas utara Jawa panjangnya mencapai 713 kilometer dengan kebutuhan lahan 25 meter. Pembangunan jalur jalan rel KA dengan anggaran Rp130 triliun, direncanakan pada 2020-2022.
Jalur rel KA itu untuk mengoperasikan KA diesel "electric" yang memiliki kecepatan 160 km/jam dengan jarak tempuh 4 jam 50 menit.
Dalam proyek pembangunan itu juga akan dilakukan pengembangan stasiun di wilayah Manggarai (DKI Jakarta), Cirebon Kejaksan (Jabar), Semarang Tawang (Jawa Tengah dan Surabaya Pasar Turi (Jatim) dan pembangunan depo dan balai yasa (workshop). (*)