Jakarta (Antaranews Jatim) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan pesawat N219 Nurtanio masih dalam proses sertifikasi dan diharapkan pada 2019 sudah mulai diproduksi.
"Tahun depan sudah bisa diselesaikan sertifikasinya, setelah itu akan masuk pada proses produksi, artinya kita sudah mulai memroduksi sesuai dengan pesanan yang ada," kata Thomas disela-sela Aero Summit 2018 di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut dia mengatakan, industri penerbangan harus didukung industri komponen karena target N219 menggunakan 60 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Maka mau tidak mau industri komponennya harus ada, karena itu dibentuk asosiasi industri komponen atau Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (INACOM).
"Nanti tujuan kita bukan hanya N219 tapi sebut saja kemampuan pengembangan terkait dengan kerekayasaan kedirgantaraan secara umum maka dibentuk Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC) untuk segala perancangan," tambah Thomas.
Ke depan juga akan dikembangkan N219 versi amphibi untuk menjangkau pulau-pulau kecil yang tidak memiliki landasan.
Dia menjelaskan, N219 memang dirancang salah satunya untuk daerah-daerah kecil dengan landasan yang pendek namun saat ini karena ada pulau-pulau tertentu yang sekarang menjadi destinasi wisata tapi tidak memiliki landasan jadi diupayakan ada versi amphibi.
Dadang Furqon Erawan dari Aero Summit Committee yang juga pelaku usaha industri penerbangan mengatakan, membangun ekosistem sangat penting agar industri penerbangan tetap berkembang.
"Kami dari pelaku industri sangat berterima kasih kebijakan pemerintah yang mendorong dan mendukung dengan mengsubkontrakkan pekerjaan ke industri lokal karena hal seperti ini akan membangun industri kita," kata Dadang.
Menurut dia, pengerjaan pesawat N219 merupakan menjadi ajang belajar bersama untuk perkembangan industri penerbangan di Tanah Air.(*)