Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur mengapresiasi kolaborasi antara Kepolisian Resort Banyuwangi dan Pemkab Banyuwangi dalam membantu penanganan ibu hamil berisiko tinggi di pelosok desa.
"Ini adalah bentuk kolaborasi positif antarlembaga pemerintah demi kepentingan masyarakat. Pelayanan publik hasil kolaborasi seperti di Banyuwangi ini harus terus didorong, sehingga kehadiran negara bisa dirasakan, ujar Asman Abnur di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Asman menyampaikan apresiasinya saat Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman menceritakan pendirian rumah singgah yang digagas oleh kepolisian bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Rumah Singgah ini menjadi tempat tinggal bagi ibu hamil berisiko tinggi yang tinggal di daerah yang secara geografis sulit dijangkau.
Keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi menyebutkan rumah singgah bagi ibu hamil berisiko tinggi tersebut dibangun di Dusun Krajan, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, yang merupakan wilayah tepi hutan dan desa terdekat dengan Gunung Raung.
Cerita rumah singgah tersebut bermula dari kiprah kader kesehatan Puskesmas Sempu yang telaten melayani ibu hamil berisiko tinggi, termasuk menggunakan rumahnya sebagai tempat singgah.
Melihat hal itu, kata Kapolres, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Sempu Brigadir Polisi Oki Heru berinisiatif mengajak semua pihak bergotong-royong membangun rumah singgah sejak sebulan terakhir, dan kini mencapai 90 persen.
"Rumah singgah ini menjadi tempat transit bagi ibu hamil berisiko tinggi. Beberapa hari sebelum perkiraan kelahiran, ibu hamil dibawa dari rumahnya lalu transit di rumah singgah. Bidan kemudian kontak puskesmas untuk menjemput ibu hamil tersebut," ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Banyuwangi dr Widji Lestariono menyatakan sangat terbantu oleh kiprah kepolisian yang aktif mendampingi puskesmas melakukan kunjungan ke rumah warga, terutama ke lokasi yang susah dijangkau.
"Banyak manfaat yang didapat. Seringkali warga yang bersikukuh tidak mau periksa, akhirnya mau datang ke puskesmas, dan rajin berobat setelah ada pendekatan dari bhabinkamtibmas," ujar dr Rio, sapaan akrabnya.
Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi menambahkan berkat kolaborasi tersebut, sejak 2015 angka kematian ibu melahirkan di wilayah tersebut adalah nol.
"Teman-teman Polsek Sempu bahkan sering ikut melakukan jemput bola warga sakit di rumah-rumah serta mengantar pulang warga yang berobat ke Puskesmas," ujarnya.
Di Puskesmas Sempu, juga terdapat Laskar Sakina (Stop Kematian Ibu dan Anak) yang rutin menggelar pelatihan bagi ibu hamil, memandu praktik pemeriksaan kencing dengan PP-test, konseling calon pengantin, dan jambore ibu hamil. Selain diikuti bidan dan tenaga kesehatan, Laskar Sakina dibantu para polisi.
Menurut dr Rio, program lanjutan dari inovasi tersebut kini bahkan ditetapkan sebagai inovasi terbaik bidang kesehatan dari Jaringan Informasi Pelayanan Publik (JIPP) Pemprov Provinsi Jawa Timur yang melibatkan "Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit" (GIZ), institusi pemerintah Jerman yang mengawal program pelayanan publik di Indonesia.(*)