Menteri KKP Bantu Nelayan Saat Gelombang Tinggi (Video)
Senin, 30 Juli 2018 20:51 WIB
Seperti membuat perahu dipekerjakan kepada mereka dan kami akan berkoordinasi dengan lintas departemen
Sidoarjo, (Antaranews Jatim) - Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti akan membantu nelayan saat terjadi peristiwa gelombang tinggi yang mengakibatkan para nelayan tersebut tidak bisa bekerja mencari ikan di laut.
"Bantuan program tetap ada, tetapi mungkin nanti yang kami pikirkan program yang padat karya untuk membantu program kementerian," katanya saat saat meresmikan alat pengangkat kontainer (Reach Stacker Kalmar) di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Puspa Agro Kelas I Surabaya II di Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin.
Ia mengemukakan, bantuan tersebut salah satunya seperti pembuatan perahu supaya bisa memperkerjakan mereka, tetapi tentunya harus berkoordinasi terlebih dahulu lintas departemen yang ada.
"Seperti membuat perahu dipekerjakan kepada mereka dan kami akan berkoordinasi dengan lintas departemen," katanya.
Disinggung tentang asuransi kepada nelayan dirinya mengatakan sudah terus berjalan, dan untuk kecelakaan nelayan yang ada di Jember itu merupakan kapal besar.
"Asuransi yang ditanggung pemerintah kepada nelayan itu adalah kapal yang di bawah 5 GT (gross tonnage)," katanya.
Ia mengatakan, sesuai dengan peraturan setiap anak buah kapal (ABK) harus memiliki asuransi dan itu menjadi tanggungjawab memiliki kapal.
"Kalau kapal dengan ukuran antara 10 sampai dengan 30 GT maka yang harus bertindak adalah provinsi. Oleh karena itu provinsi harus bertindak tegas. Kalau lebih kapal lebih dari itu, maka sanksinya juga tegas, bisa dicabut izinnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga melakukan peresmian pengoperasian alat pengangkat kontainer (Reach Stacker) sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas di tempat tersebut.
"Dengan adanya alat ini bisa meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di tempat ini, termasuk juga mempercepat waktu tunggu (dwelling time) yang saat ini sekutar dua jam," ujarnya.(*)
Video Oleh Indra Setiawan
"Bantuan program tetap ada, tetapi mungkin nanti yang kami pikirkan program yang padat karya untuk membantu program kementerian," katanya saat saat meresmikan alat pengangkat kontainer (Reach Stacker Kalmar) di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Puspa Agro Kelas I Surabaya II di Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin.
Ia mengemukakan, bantuan tersebut salah satunya seperti pembuatan perahu supaya bisa memperkerjakan mereka, tetapi tentunya harus berkoordinasi terlebih dahulu lintas departemen yang ada.
"Seperti membuat perahu dipekerjakan kepada mereka dan kami akan berkoordinasi dengan lintas departemen," katanya.
Disinggung tentang asuransi kepada nelayan dirinya mengatakan sudah terus berjalan, dan untuk kecelakaan nelayan yang ada di Jember itu merupakan kapal besar.
"Asuransi yang ditanggung pemerintah kepada nelayan itu adalah kapal yang di bawah 5 GT (gross tonnage)," katanya.
Ia mengatakan, sesuai dengan peraturan setiap anak buah kapal (ABK) harus memiliki asuransi dan itu menjadi tanggungjawab memiliki kapal.
"Kalau kapal dengan ukuran antara 10 sampai dengan 30 GT maka yang harus bertindak adalah provinsi. Oleh karena itu provinsi harus bertindak tegas. Kalau lebih kapal lebih dari itu, maka sanksinya juga tegas, bisa dicabut izinnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, dirinya juga melakukan peresmian pengoperasian alat pengangkat kontainer (Reach Stacker) sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas di tempat tersebut.
"Dengan adanya alat ini bisa meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di tempat ini, termasuk juga mempercepat waktu tunggu (dwelling time) yang saat ini sekutar dua jam," ujarnya.(*)
Video Oleh Indra Setiawan