Malang (Antaranews Jatim) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggagas tes penerimaan mahasiswa baru (PMB) dengan sistem "online" atau dalam jaringan/daring berbasis android.
Wakil Rektor (WR) I UMM Prof Syamsul Arifin, Selasa, mengemukakan ke depan harus ada inovasi baru yang destruktif terkait PMB yng setiap tahun diikuti puluhan ribu peserta tersebut. "Ke depan kami ingin tes PMB tidak lagi menggunakan kerta alias `paperless`," ujarnya di Malang, Jawa Timur.
Dengan demikian, lanjutnya, kemungkinan besar lebih efisien dan bisa menghemat anggaran PMB karena tidak lagi membutuhkan kertas dan ruangan yang cukup banyak seperti saat ini. Saat tes PMB hampir seluruh ruangan dan gedung terpakai karena pesertanya cukup banyak.
Untuk gelombang I dan II saja, katanya, jumlah peserta tes hampir 15 ribu orang, sehingga seluruh ruangan yang ada di kampus III UMM terpakai, termasuk UMM Dome dan sejumlah ruangan yang ada di kawasan Masjid AR Fachruddin yang ada di area kampus.
Selain itu, katanya, prsonel yang dilibatkan dalam proses PMB juga cukup banyak, yakni sekitar 600 orang, baik dosen maupun karyawan. Jumlah tersebut belum termasuk personel dari kepolisian.
Oleh karena itu, lanjutnya, harus ada inovasi untuk mencari formula terbaik dalam pelaksanaan tes PMB. "Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa terealisasi," ucapnya.
Menyinggung program Bidikmisi bagi mahasiswa berprestasi tapi kurang beruntung secara ekonomi, Syamsul mengatakan tetap ada, namun untuk jumlah pastinya berapa belum tahu. "Kalau merujuk pada tahun-tahun sebelumnya rata-rata sekitar 20 orang mahasiswa baru (maba)," ujarnya.
Beasiswa Bidikmisi tersebut tidak termasuk beasiswa-beasiswa lain yang diberikan oleh UMM, seperti beasiswa anak yatim dan yatim piatu serta alumni sekolah-sekolah Muhammadiyah. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut harus memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu yang ditetapkan.
PMB 2018-2019, UMM hanya akan merekrut sekitar 6.500 hingga 7.000 mahasiswa baru dari sekitar 25 ribu calon mahasiswa yang mendaftar dan mengikuti tes. Dari sekitar 25 ribu peserta tes tersebut, Fakultas Kedokteran (FK) tetap menjadi favorit, yakni mencapai hampir 2.800 peserta, padahal kuota atau jatah mahasiswa baru di FK hanya untuk 150 orang.(*)