Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, mengkaji prakiraan cuaca di daerah setempat untuk Juli-Agustus dan September yang diterima dari Badan Meteorogi Klimatologi dan Geosifika (BKMG) Karangploso, Malang.
"Kajian prakiraan cuaca kemarau sebagai antisipasi persiapan dalam menghadapi daerah yang rawan mengalami kekeringan," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai prakiraan BMKG Karangploso, Malang, lanjut dia, di daerahnya pada Juli benar-benar sudah masuk kemarau, meskipun masih ada hujan hanya di daerah timur laut, di Kecamatan Kedewan dan sekitarnya.
"Di sejumlah kecamatan lainnya sama sekali sudah tidak turun hujan. Selama Juli curah hujan 0-20 milimeter dengan durasi waktu hanya 10 hari dalam sebulan," ujarnya.
Begitu pula, lanjut dia, prakiraan cuaca Agustus daerah setempat memiliki nilai curah hujan rendah dengan kemungkinan hujan intensitas ringan di sebagian kecil juga dalam waktu 10 hari dalam sebulan.
Sedangkan pada September, memiliki nilai curah hujan rendah dengan kemungkinan hujan intensitas ringan sebagian kecil wilayah selama kurang lebih 10 hari dalam sebulan.
"Kajian prakiraan cuaca kemarau segera kami kirimkan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga ke seluruh kecamatan," ucapnya.
BPBD, menurut dia, sudah memetakan desa-desa ang rawan kekeringan dalam musim kemarau dengan mengacu dampak kekeringan yang melanda 26 desa tersebar di 10 kecamatan pada 2017.
Sesuai data pada 2017 warga yang mengalami kesulitan air bersih akibat musim kemarau sebanyak 8.656 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 29.478 jiwa.
Lokasinya tersebar di 54 dusun di 26 desa yang tersebar di 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo, Sugihwaras, Sukosewu, Purwosari, Sumberrejo, Temayang, Ngambon dan Kasiman.
Berdasarkan pengalaman selama ini, menurut dia, warga warga di daerahnya yang mengalami kesulitan air bersih, disebabkan sumur-sumur di rumahnya sudah mengering.
Tetapi, lanjut dia, warga tetap masih memperoleh air bersih hanya saja harus menempuh perjalanan berkisar 2-3 kilometer untuk memperoleh air bersih.
Ia menambahkan pendistribusian air bersih akan dilakukan dengan melibatkan sejumlah perusahaan migas termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM), selain dinas sosial.
"BPBD sudah menyediakan berbagai kebutuhan untuk membantu warga yang mengalami kesulitan air bersih selama kemarau," kata Kepala Pelaksana BPBD Andik Sudjarwo menambahkan. (*)
BPBD Bojonegoro Kaji Prakriaan Cuaca Kemarau
Selasa, 3 Juli 2018 14:56 WIB
Di sejumlah kecamatan lainnya sama sekali sudah tidak turun hujan. Selama Juli curah hujan 0-20 milimeter dengan durasi waktu hanya 10 hari dalam sebulan.