Situbondo (Antaranews Jatim) - Partisipasi pemilih pada Pilkada Jatim 2018 di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, tidak memenuhi target 72 persen yakni hanya mencapai 66,48 persen.
"Kami menyayangkan tidak tercapainya target partisipasi pemilih, meski begitu perlu disyukuri karena ada peningkatan jika dibandingkan dengan persentase pemilih pada pilkada (Pilgub) lima tahun sebelumnya 65 persen," kata Komisioner KPU Kabupaten Situbondo, Agus Basuki Tjahjono di Situbondo, Senin.
Ia mengemukakan, partisipasi pemilih Pilkada Jatim 2018 akan menjadi bahan evaluasi bersama oleh KPU dan berharap pihaknya tidak ingin pada pemilu tahun 2019 partsipasi pemilih lebih rendah atau sama dengan saat Pilkada 2018.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih Pilkada Jatim 2018, dan salah satunya bisa saja karena sosialisasi tidak optimal, namun, katanya, untuk hal tersebut KPU selaku penyelanggara sudah maksimal dalam melakukan sosialisasi.
"Pemilu 2019 farus meningkat, karena itu kami akan evaluasi, kelemahannya dimana. Karena bisa juga karena kesadaran masyarakat masih kurang," katanya.
Agus menambahkan, permasalahan lain yang perlu dievaluasi masih adanya suara tidak sah, karena dari 315.870 masyarakat Situbondo yang datang ke TPS ditemukan 5.648 suara tidak sah.
"Tetapi tidak banyak karena hanya 1 persen saja, sedangkan suara sah sebanyak 310.222," paparnya.
Tingginya angka golput pada Pilkada Jatim 2018, dari 475.124 jumlah pemilih di Kabupaten Situbondo, sebanyak 159.254 orang tidak menyalurkan hak pilihnya.
Sementara, pada saat "pencoblosan" Pilkada Jatim beberapa hari lalu tercatat jumlah pemilih perempuan lebih tinggi dari pemilih pria. Sebanyak 174.055 pemilih perempaun atau 70,63 persen, sedangkan pemilih pria 62,01 persen atau 141.815 pemilih. (*)