Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Objek Wisata Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, diserbu para pemancing dari luar daerah, selain lokal, serta wisatawan domestik (wisdom) yang datang untuk melihat pemandangan.
Seorang pemancing asal Desa Temayang, Bojonegoro Agus Eko, di lokasi Waduk Pacal, Sabtu, menjelaskan para pemancing dari luar daerah yang datang untuk memancing, selain pemancing lokal, juga dari Nganjuk, Kediri, bahkan Solo, Jawa Tengah.
"Kalau hari libur Minggu jumlah pemancing penuh mengelilingi waduk. Jumlahnya bisa puluhan pemancing. Pemancing ramai sejak sebelum Puasa Ramadhan lalu, sebab air waduk sudah surut," ucap dia dibenarkan pemancing lainnya juga asal Kecamatan Temayang, Rochman.
Di lokasi waduk setempat, kata Agus, juga Rochman, ikan yang diperoleh para pemancing sebagian besar nila, tawes, dan gloso.
"Sebenarnya ada juga ikan lele yang bukan jenis dumbo. Tapi jarang pemancing yang memperoleh termasuk nelayan," ucap seorang nelayan Waduk Pacal asal Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Radi.
Menurut Radi, ikan lele alam itu biasanya akan banyak diperoleh nelayan kalau air waduk yang dibangun Belanda pada 1933 itu sudah benar-benar surut.
"Kalau air hanya tersisa di pintu pengeluaran biasanya nelayan bisa memperoleh ikan lele," ucapnya.
Bagi wisdom yang datang ke lokasi Waduk Pacal, bisa membeli ikan nila, gloso, tawes juga udang kecil di pedagang yang memperoleh ikan dari nelayan waduk.
"Harga ikan nila Rp50.000 per 10 ekor. Kalau ikan kecil-kecil termasuk udang satu wadah Rp15.000," kata seorang pedagang ikan warga Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Riyanti.
Seorang petugas penjaga Waduk Pacal dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan menyebutkan ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal 105,27 meter dengan kapasitas air hanya tersisa 1,7 juta meter kubik.
"Sehari lalu masih memperoleh tambahan air hujan. Tapi sisa air tetap dipertahankan untuk menjaga agar bangunan waduk tidak kering dan rusak," ucapnya menambahkan.
Dengan demikian, lanjut dia, air Waduk Pacal sudah tidak lagi dikeluarkan untuk mengairi areal pertanian di sepanjang daerah irigasinya. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo