Jakarta, (Antaranews Jatim) – Selama lebih dari 95 tahun, Frisian Flag Indonesia (FFI) terus mengajak keluarga Indonesia untuk membangun generasi keluarga kuat lewat berbagai inisiatif dan pesan kreatif yang terangkum dalam pesan kearifan keluarga. Tahun ini, dalam menyambut Hari Keluarga Nasional, FFI mengusung semangat resiliensi baik secara fisik dan mental untuk membangun keluarga kuat di era moderen yang siap menghadapi kondisi dalam berbagai fase kehidupan.
"FFI berkomitmen untuk membangun keluarga kuat lewat berbagai pesan kreatif seperti mengangkat tokoh Disney Pixar's Incredibles 2 sebagai bagian dari inovasi produk hingga sosialisasi program Drink, Move, Be Strong. FFI mendukung para keluarga untuk menjadi keluarga kuat yang mampu menghadapi berbagai tantangan. Semangat ini juga sejalan dengan semangat Hari Keluarga Nasional yang digagas oleh pemerintah."
"Resiliensi sering diartikan sebagai ketahanan untuk mengatasi kesulitan atau untuk berkembang meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan. Semangat resiliensi dijadikan nilai keluarga yang dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Itulah sebabnya, bangunan sebuah keluarga haruslah kuat agar mampu menghasilkan generasi tangguh yang menjadi landasan untuk membangun negara yang tangguh," ujar Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro.
Dalam membangun resiliensi, orang tua perlu membangun karakteristik perilaku positif da-lam diri anak-anak. Karakteristik perilaku yang positif meliputi tradisi kebersamaan, bertukar informasi yang komunikatif dan kooperatif hingga membiasakan anak untuk hidup aktif dan sehat.
Mengutip dalam salah satu publikasi American Psychological Association tentang resiliensi pada anak, Psikolog Keluarga Retno Dewanti Purba mengatakan bahwa mengembangkan ketrampilan resiliensi adalah sebuah perjalanan personal dan orangtua hendaknya menggu-nakan pemahaman tentang anaknya untuk menuntun mereka melalui perjalanan mencapai ketangguhan.
Perjalanan ini bisa jadi bersifat unik, tidak sama antar satu individu dengan individu lainnya. Saat anak mengalami masa sulit dan dia memiliki orang dewasa yang bisa membantunya tentu akan memperkuat ketahanan dan ketangguhannya dalam menghadapi masalah.
"Orang tua harus memastikan adanya hubungan yang suportif antara anak dan orang dewa-sa (significant others). Bagi anak-anak tentu tak selalu mudah untuk berani menghadapi masalah, mencari jalan keluar dan bangkit kembali. Orang dewasa di sekitar anak punya potensi besar untuk memastikan bahwa keberadaannya memiliki efek dukungan positif pada anak. Hal ini sangat membantu anak untuk merasa yakin bahwa dia bisa menghadapi masa sulit dan ada orang yang dipercayainya untuk mendampinginya. Dengan adanya dukungan positif dari orang dewasa, termasuk orangtua, maka anak belajar untuk memupuk rasa percaya diri, kemampuan memecahkan masalah dan kontrol diri," ujar Retno.
Orang tua juga diharapkan dapat membangun generasi resilien yang sehat dan aktif lewat penerapan nilai dan kebiasaan baik yang ditanamkan secara konsisten. Aktivitas minum susu dan olahraga yang dilakukan secara bersama dapat menjadi solusi praktis dalam menanamkan budaya dan kebiasaan baik, sekaligus mempererat ikatan kekeluargaan yang lebih kuat.
"Mental yang kuat tentu harus didukung oleh tubuh yang kuat. Gaya hidup sehat dan aktif pada anak-anak merupakan bagian dari edukasi publik melalui kampanye 'Drink. Move. Be Strong' yang digelar sejak 2013 dan bertujuan untuk menyebarkan pesan tentang penting-nya kebiasaan minum susu dan rutin berolahraga bagi pertumbuhan yang optimal. Dengan gaya hidup yang aktif dan sehat, anak mempunyai tubuh dan mental yang kuat dan sehat untuk menghadapi berbagai tantangan. Dengan hal ini, anak diharapkan bisa menginspirasi sekitarnya untuk mempunyai gaya hidup aktif dan sehat," tutur Yeni Novianti, Sr. Nutritionist & Activation Manager, FFI.
Sebagai lingkungan pertama yang dikenal anak, orang tua memiliki peran penting dalam penanaman kebiasaan baik termasuk pola hidup sehat. Perkembangan fisik dan psikologis anak juga memiliki pengaruh besar dalam proses pembentukan pola perilaku baik tersebut. Karenanya dibutuhkan keluarga yang kuat untuk bisa mengembangkan kebiasaan baik yang diterapkan dalam keseharian anak
Saat sedang tidak menghadapi masalah, orangtua bisa mengajarkan pada anak melalui cara-cara kreatif untuk menjadi tangguh. Kedekatan emosional anak-anak dengan berbagai tokoh animasi yang inspiratif juga dapat dimanfaatkan orang tua dalam menanamkan nilai dan kebiasaan resilien pada anak.
"Melibatkan tokoh-tokoh yang digemari anak, baik itu tokoh manusia sungguhan ataupun karakter dalam buku/film/cerita – merupakan cara yang bisa digunakan orangtua. Biasanya anak memiliki tokoh yang dia idolakan. Coba cari kisah-kisah resiliensi dari tokoh tersebut, ceritakan pada anak bagaimana tokoh tersebut menghadapi masalah, berespon terhadap kegagalan dan mencoba bangkit lagi dan bergembira lagi. Belajar dari tokoh yang dia sukai bisa jadi akan mempermudah pemahamannya," tambah Retno.
"Semangat resiliensi memang sejalan dengan nilai Frisian Flag Indonesia yaitu 'Building Strong Family' atau Membangun Keluarga Kuat. Sebagai perwujudan nilai tersebut, kami terus berupaya memenuhi kebutuhan gizi keluarga Indonesia melalui berbagai produk susu dengan kandungan gizi yang bermanfaat bagi setiap anggota keluarga. Kami senantiasa ingin menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia agar selalu sehat dan kuat," tutup Andrew.(*)
FFI Rayakan Hari Keluarga Nasional dengan Mengusung Semangat Resiliensi
Kamis, 28 Juni 2018 10:31 WIB