Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Pasar Properti di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur terus tumbuh meskipun saat ini sedang berada di tahun politik yang sempat diprediksi mempengaruhi sejumlah sektor perekonomian.
Branch Manager PT Damai Putra Group Yohanes Sukiman, Minggu mengatakan, sektor properti yang ada di Sidoarjo ini akan tetap tumbuh di tahun 2018.
"Kami melihat ada pertumbuhan positif dibanding tahun lalu. Oleh karena itu, kami berani memasang target penjualan hingga 50 persen lebih tinggi," katanya di sela peluncuran kluster baru di Graha Tirta, Minggu
Pengembang perumahan di kawasan Waru Sidoarjo tersebut menilai persaingan properti di Selatan Surabaya lebih ketat dibanding daerah lain di Surabaya maupun Sidoarjo.
"Hal ini karena pasarnya sangat besar, pemain-pemainnya juga cukup banyak. Sehingga, kawasan di perbatasan Surabaya-Sidoarjo ini persaingannya sangat sengit," ucapnya.
Ia menjelaskan, pembeli terbesar perumahan memang berasal dari Surabaya dimana dari empat kawasan perumahan yang sedang dikembangkan Damai Putra Group sebanyak 80 persen pembelinya dari Surabaya, 10 persen Sidoarjo, dan sisanya bercampur dari berbagai daerah.
"Oleh karena itu, kami akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan penjualan kami di antaranya dengan meluncurkan hunian-hunian `landed` atau rumah tapak dengan berbagai keunggulannya. Termasuk Damai Putra Group yang sedang memasarkan kluster baru di Graha Tirta," katanya.
Ia menjelaskan, untuk proyek perumahan yang sedang dibuka saat ini adalah Grand Deltasari, Graha Tirta, dan Deltasari.
"Dari tiga kawasan itu, kluster baru di Graha Tirta yang menurut kami sebagai proyek terbaik Damai Putra Group," ucap Shandy Widjaja, selaku sales & operasional head PT Damai Putra Group.
Menurutnya, kluster Tirta Kirana ini hanya berisi 69 unit dengan erkonsep backyard garden yang ditawarkan dengan harga mulai Rp900 jutaan.
"Konsepnya mengedepankan kawasan taman memanjang yang bisa diakses semua penghuni. Anak-anak bisa bermain di taman, tapi tetap aman karena ada pagarnya," katanya.
Dengan cluster baru yang dibuka itu, pihaknya yakin bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan pasar properti di Selatan Surabaya.
"Apalagi di kawasan ini masyarakat masih cenderung memilih `landed house` atau rumah tapak dibanding hunian vertikal. Selama lahan masih terjangkau, pembeli tetap memilih rumah tapak," ucapnya.(*)
