Tulungagung (Antaranews Jatim) - Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, merekomendasikan pemeriksaan lanjutan terhadap tiga aparatur sipil negara (ASN) yang diduga kuat tidak netral karena berpihak pada salah satu pasangan calon.
"Dari lima yang sudah kami lakukan pemeriksaan sepekan lalu, dua kasus dihentikan karena foto diambil sebelum tahapan pilkada. Namun tiga lainnya kami rekomendasikan ke Inspektorat dan Pjs Bupati Tulungagung untuk ditindaklanjuti," kata Ketua Panwas Pilkada Tulungagung Endro Sunarko di Tulungagung, Rabu.
Endro tidak merinci tiga ASN dimaksud. Namun informasi yang beredar, tiga pejabat yang berita acara pemeriksaannya diteruskan ke Inspektorat dan PJs Bupati Tulungagung Jarianto adalah berinsial GN, WJ dan P.
Hasil pemeriksaan yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan panwas pilkada, ketiganya mengakui foto yang beredar di linimasa facebook.
Dalam gambar atau foto itu ketiganya berfoto dengan gestur tangan membentuk simbol tertentu yang identik dengan kode salah satu pasangan calon.
"Foto itu diambil sudah memasuki masa kampanye, tapi tidak saat ada gelaran atau di lokasi kampanye. Kasusnya kami naikkan ke inspektorat karena kami duga berkaitan dengan netralitas," kata Endro.
Dua ASN setingkat eselon II lain yang juga sempat diperiksa, yakni JT dan S dipastikan lolos.
Endro mengonfirmasi bahwa foto mereka bersama salah satu pasangan calon dan sempat ditemukan tim panwas di linimasa facebook tersebut diambil sebelum tahapan kampanye dan sebelum penetapan pasangan calon.
Salah satu pejabat yang diperiksa sejak awal membantah tudingan panwas pilkada bahwa mereka tidak netral dan berpihak pada salah satu pasangan calon.
"Foto lama kok dijadikan masalah. Kami hormati tugas panwas, tapi jika tidak ditelaah dengan baik lebih dulu tentunya proses (pemeriksaan) seperti ini mengganggu kinerja kami dalam melakukan pelayanan masyarakat," protes JT.
Sementara GN yang kasusnya dilanjut ke inspektorat bersikukuh aksi dalam fotonya tidak merujuk pada salah satu pasangan calon.
Kebetulan saja foto diambil saat dirinya bertemu dengan warganya yang pendukung salah satu pasangan calon.
Namun hal itu terjadi pada hari biasa, bukan saat ada gelaran kampanye dari calon tertentu. (*)