Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Daerah Jawa Timur melakukan operasi minuman keras oplosan di wilayah itu untuk menekan peredarannya serta agar tidak ada korban meninggal dunia akibat minuman itu.
Wakapolda Jatim Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo di Surabaya, Senin mengatakan peredaran minuman keras oplosan di beberapa wilayah saat ini sangat memperihatinkan dan menjadi perhatian dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Peredaran minuman keras oplosan sangat memperihatinkan sekali karena telah memakan korban banyak di beberapa wilayah. Sudah dilakukan operasi besar-besaran tak hanya hari ini, tapi kemarin juga, makanya angka turun drastis," kata dia usai membuka rapat kerja teknis (Rakernis) Reserse Kriminal Jajaran Polda Jatim.
Widodo menegaskan pihknya akan menggalakkan penekanan terhadap peredaran minuman oplosan mengingat banyaknya korban meninggal dunia yang disebabkan minuman keras oplosan seperti di Surabaya dan Banyuwangi.
"Kita kembangkan nanti selain Reserse, Babinkamtibmas dan Polsek digerakkan semua untuk memantau jangan sampai karena hobi dan suka mati sia-sia karena minuman keras oplosan," ujarnya.
Menurut Wakapolda, adanya masalah minuman keras oplosan ini lebih terjadi di kawasan-kawasan tertentu. Hal itu, lanjutnya, kemungkinan karena hobi untuk menghangatkan badan.
"Tapi sebenarnya itu racun bagi tubuh. Hal itu karena ketidaktahuan masyarakat," tuturnya.
Wadireskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara Syarifuddin mengatakan pencegahan dan penidakan terhadap peredaran minuman keras oplosan juga menjadi salah satu hal yang dibahas dalam Rakernis Reskrim Jajaran Polda Jatim itu.
"Ada beberapa pengungkapan. Di gudang minuman keras di Sidoarjo dari Reskrimsus Polda Jatim demikian pula dengan Direskoba," katanya.(*)
Polisi Jatim Operasi Peredaran Minuman Keras Oplosan
Senin, 23 April 2018 11:21 WIB
Peredaran minuman keras oplosan sangat memperihatinkan sekali karena telah memakan korban banyak di beberapa wilayah. Sudah dilakukan operasi besar-besaran tak hanya hari ini, tapi kemarin juga, makanya angka turun drastis