Malang (Antaranews Jatim) - Transaksi selama empat hari digelarnya Malang City Expo (MCE) 2018 dalam rangkaian HUT ke-104 Kota Malang, ditarget naik sekitar 25 persen dari tahun sebelumnya, yakni menjadi Rp4 miliar dari Rp3,2 miliar.
Kepala Dinas Koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kota Malang Tri Widyani Pangestuti, Jumat mengatakan selain ada kenaikan target transaksi, dari Rp3,2 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp4 miliar pada tahun 2018, arus kunjungan ditargetkan mencapai 25 ribu orang.
"Harapan kami tidak hanya jumlah kunjungan saja yang meningkat, jumlah transaksi juga harus meningkat pula, bahkan kalau memungkinkan lebih dari Rp4 miliar, karena selain diikuti banyak stan, barang yang dijual dalam pameran itu juga lebih variatif dan kualitasnya juga bagus," katanya.
MCE 2018 yang digelar di stadion luar Gajayana selama empat hari (11-14/4) itu diikuti oleh 140 peserta (stan) dari 14 kota dan kabupaten di Indonesia, serta 11 kementerian, di antaranya Kementerian BUMN.
Sementara itu Pjs Wali Kota Malang Wahid Wahyudi mengemukakan pameran produk unggulan yang menjadi kegiatan rutin tahunan Kota Malang. Kota Malang adalah kota yang berkembang melalui industri kecil menengah (IKM), industri besar, UMKM dan industri kreatif.
"Sudah seharusnya Kota Malang mengembangkan ekonomi kreatif karena industri kreatif adalah pondasi ekonomi Indonesia dan UMKM merupakan pondasi ekonomi kerakyatan. Pada saat krisis ekonomi pada 1998, hanya UMKM dan industri kreatif yang tetap eksis. Oleh karenanya, kami berkomitmen mengembangkan UMKM dan ekonomi kreatif," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, harus mendorong dan mendukung tumbuh kembangnya UMKM dan ekonomi kreatif ini agar produk lokal Kota Malang bisa bersaing di kancah nasional dan internasional. Hanya saja, untuk mencapai persaingan internasional, para pelaku usaha kecil menengah maupun ekonomi kreatif masih dibelit empat persoalan pokok, yakni SDM, kemasan produk, permodalan, dan pemasaran.
Ia mengaku akan terus berupaya membantu pelaku UMKM maupun ekonomi kreatif, terutama untuk pembinaan SDM-nya sampai pemasaran. Untuk desain kemasan bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi, sedangkan permodalan bisa bersinergi dengan lembaga keuangan.
"Kami yakin kalau semua bisa bersinergi, ekonomi kreatif maupun UMKM di kota ini bisa berkembang pesat dan mampu merambah pasar internasional," katanya.
Saat ini di Indonesia terdapat 60 juta UKM dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 97 persen dari 117 juta tenaga kerja. Untuk melindungi UMKM tersebut, pemerintah melakukan sejumlah terobosan, seperti membantu 2.500 pelaku UMKM untuk pengurusan gratis SNI, hak paten, halal, atau hak merek.(*)