Nganju (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menyelenggarakan pawai alegoris serta kirab benda pusaka, yang merupakan adat prosesi perpindahan pemerintahan dari sebelumnya di Kecamatan Berbek ke wilayah kota.
Pelaksana Tugas Bupati Nganjuk Abdul Wachid Badrus di Nganjuk, Senin, mengemukakan, kegiatan ini sengaja digelar sebagai wujud warga Kabupaten Nganjuk yang menjunjung tinggi budaya leluhur, serta menggambarkan wujud gotong royong warga Nganjuk dalam membangun negara.
"Budaya yang sudah bagus ini mari dijaga dan lestarikan. `Lestarining Budaya Mujudake Kuncaraning Bangsa`," katanya.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Nganjuk Agus Irianto menambahkan, alegoris merupakan istilah di Kabupaten Nganjuk, yaitu prosesi boyongan atau perpindahan pemerintahan dari dulunya di Kecamatan Berbek ke wilayah kota.
"Jadi, alegoris itu prosesi boyongan pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk. Dalam prosesinya, diikuti Bupati dan istri dan semua forkopimda," kata Agus.
Ia menambahkan, kegiatan prosesi itu selain alegoris juga ada kirab benda pusaka. Pawai alegoris tersebut dibuka oleh Plt Bupati Nganjuk Abdul Wachid Badrus, yang juga diikuti seluruh Forkopimda Kabupaten Nganjuk.
Plt Bupati Nganjuk bersama Pimpinan DPRD Kabupaten Nganjuk, Kapolres Nganjuk AKBP Nyoman Dewa Nanta Wiranta, Dandim 0810/Nganjuk Letkol Arh Sri Rusyono, beserta jajaran Forpimda Kabupaten Nganjuk lainnya awalnya berkumpul di Pendopo Kabupaten Nganjuk kemudian bersama-sama berangkat menuju Alun-Alun Berbek.
Setelah menerima sambutan berupa "Uyon-Uyon" dari Sanggar Karawitan SDN 1 Berbek dan Tari Jurit Anjuk Ladang, acara dilanjutkan dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Kepala Dinas Disparporabud Kabupaten Nganjuk Gondo Hariyono, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Plt Bupati Nganjuk. Dalam kesempatan tersebut, sambutan juga disampaikan dalam bahasa jawa.
Setelahnya Plt Bupati Nganjuk bersama seluruh Kepala OPD di lingkungan pemerintahan Kabupaten Nganjuk beserta istri berjalan menaiki kereta kencana dari Alun-Alun Berbek. Mereka mengenakan pakaian tradisional.
Dalam prosesi tersebut, juga dikirab dua pusaka yakni Tombak Jurang Penatas dan Payung Tunggul Wulung menuju Pendopo Kabupaten Nganjuk. Sesampainya di pendopo, rombongan disambut dengan Tari Penyambutan Maeswara Swatantra Anjuk Ladang. Selanjutnya, dua pusaka yang dibawa tadi diserahkan kepada Mbah Jaswadi dan Mbah Semi selaku sesepuh.
Selain prosesi tersebut, sejumlah acara juga digelar dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Nganjuk 2018. Salah satunya adalah upacara peringatan hari jadi yang akan digelar pada Selasa (10/4). (*)