Bojonegoro (Antaranews Jatim)- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, berencana menggelar bursa pasar kerja (Job Market Fair) di Bojonegoro dengan melibatkan 20 perusahaan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah,9 April.
Kabid Pengembangan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Bojonegoro, Joko Santoso di Bojonegoro. Kamis, menjelaskan bursa pasar kerja yang akan diikuti 20 perusahaan di berbagai bidang itu akan langsung merekrut tenaga kerja yang dibutuhkan.
"Pelaksanaan tes bisa langsung di lokasi bursa pasar kerja. Kebutuhannya mulai tenaga operator, juga yang lainnya," ucap dia didampingi Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Sugi Hartono.
Ia tidak menyebutkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam bursa pasar kerja itu, akan tetapi pengalaman selama ini di setiap bursa pasar kerja ada sekitar 2.000 tenaga kerja yang direkrut.
"Adanya bursa pasar kerja bisa mengurangi jumlah pengangguran, sebab saat ini ada 2.198 tenaga kerja yang mendaftar untuk memperoleh kartu kuning. Mereka dari mulai lulusan SD sampai sarjana," ucap Sugi Hartono menambahkan.
Disperinaker, lanjut dia, sudah menginformasikan adanya bursa pasar kerja kepada tenaga kerja melalui radio, papan pengumuman juga media lainnya.
Selain itu, juga mengirimkan informasi penyelenggaraan bursa pasar kerja kepada SMK Negeri dan swasta di daerahnya agar lulusannya ikut mendaftar dalam bursa pasar kerja.
Menjawan pertanyaan, Joko mengatakan pemkab tidak memiliki alokasi anggaran untuk menggelar bursa pasar kerja tahun ini.
"Tahun ini pemkab tidak menggelar bursa pasar kerja karena terbentur anggaran," ujarnya.
PHK TWU
Menjawab pertanyaan Kepala Disperinaker Bojonegoro Agus Supriyanto, menjelaskan disperinaker tetap memantau pemberian pesangon kepada 151 tenaga kerja di PT Tri Wanaha Universal di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, yang terkena PHK, sejak 31 Maret, karena kilang minyak tutup.
"TWU harus memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai ketentuan. Tapi sampai sekarang belum ada pengaduan terkait pesangon tenaga kerja yang terkena PHK," ucapnya.
Sesuai laporan kepada disperinaker PT TWU menutup kilang minyak disebabkan karena adanya kenaikan bahan baku minyak mentah Banyu Urip Blok Cepu, di Bojonegoro, sebesar 6 dolar Amerika Serikat per barel, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 4028 K/12/MEM/2017 tanggal 21 November 2018.
Di dalam surat itu juga disampaikan bahwa kenaikan harga minyak mengakibatkan bisnis TWU tidak ekonomis, oleh karena itu Manajemen TWU terpaksa harus menghentikan kegiatan produksi.(*)