Sumenep (Antaranews-Jatim) - Puluhan mahasiswa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) menolak kebijakan impor garam yang dilakukan pemerintah, karena merugikan petani garam rakyat.
"Kami minta sekaligus mengajak para anggota DPRD Sumenep juga menolak kebijakan impor garam. Lindungi produk rakyat kecil dan ayomi petani garam rakyat," kata orator aksi, Mahfud Amin di Sumenep, Selasa.
Dalam aksinya di depan Kantor DPRD Sumenep itu, mereka mengingatkan para wakil rakyat tentang sebagian warga setempat yang bekerja sebagai petani garam rakyat.
Mereka membawa sejumlah poster yang isinya bertuliskan: "DPRD Sumenep tolak impor garam" dan "DPRD Sumenep jangan bungkam".
Mahasiswa meminta anggota DPRD Sumenep tidak abai dengan kondisi para petani garam rakyat yang merugi, akibat masuknya garam impor.
"Jangan hanya berwacana. Kalau mau mengayomi kepentingan rakyat kecil, tolak impor garam sekarang juga," kata Mahfud, menerangkan.
Mahasiswa juga meminta anggota DPRD memanggil sejumlah pihak, termasuk pengusaha, atas masuknya garam impor ke Sumenep.
Salah seorang anggota DPRD Sumenep, Bambang Prayogi keluar menemui massa Gempar dan menyatakan dukungannya terhadap penolakan impor garam.
Bahkan, anggota DPRD Sumenep dari PDI Perjuangan itu juga menandatangani pernyataan yang disodorkan mahasiswa tentang penolakan impor garam. (*)