Jember (Antaranews Jatim) - Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, memacu kualitas dan kuantitas penelitian para peneliti dengan mengalokasikan anggaran Rp10 miliar melalui kelompok riset yang akan dibentuk setiap program studi, fakultas hingga universitas.
"Untuk mendukung kelompok riset itu, Unej telah menganggarkan dana sebesar Rp10 miliar," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unej Prof Achmad Subagio di kampus setempat di Jember, Senin.
Menurutnya surat keputusan mengenai pembentukan kelompok riset beserta "standart operation procedure" akan ditandatangani oleh Rektor Unej pada Februari 2018.
"Dengan adanya kelompok riset, maka diharapkan semakin banyak penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti Unej karena nantinya setiap dosen minimal menjadi anggota satu kelompok riset," tuturnya.
Guru besar di Fakultas Teknologi Pertanian itu menyampaikan data terbaru yakni pada tahun 2018 tercatat sebanyak 139 penelitian di Kampus Tegalboto Unej yang mendapatkan pendanaan dari berbagai skema dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp13 miliar.
"Kami juga mendorong para peneliti untuk mengubah paradigma penelitian dari yang berorientasi kepada peneliti menjadi berorientasi pasar atau problem yang ada, sehingga hasil penelitian dapat menjadi solusi nyata," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, LP2M rutin menggelar kegiatan "focus group discussion" (FGD) antara peneliti Unej dari berbagai latar belakang disiplin keilmuan dengan banyak mitra, agar para peneliti mendapatkan data dan fakta yang sesungguhnya, kemudian data dan fakta itu diolah di tiap-tiap kelompok riset sebagai bahan penelitian.
"Akhir bulan Januari 2018, kami kedatangan kawan-kawan dari PTPN XII, selanjutnya berturut turut akan hadir perwakilan PT Astra Agro Lestari, dan perwakilan Koperasi Pertanian dari Jepang pada FGD yang akan datang," ujarnya.
Di tingkatan program studi, lanjut dia, keberadaan kelompok riset diharapkan menjadi ajang pengembangan keilmuan, sementara di tingkat fakultas dan universitas, kelompok riset yang ada menjadi pendukung rencana strategis Unej yang berencana mengembangkan pertanian industrial, serta memberdayakan masyarakat agribisnis berbasis kearifan lokal.
"Selain memacu kualitas dan kuantitas penelitian, Unej melalui LP2M juga terus berusaha menghilirkan penelitian-penelitian yang dihasilkan melalui Science Techno Park (STP) yang telah diresmikan tanggal 29 November 2017," ucap pakar tepung singkong itu.
Ia mengatakan hilirisasi hasil penelitian akan diwadahi dengan kegiatan "call for ideas" yang rencananya dimulai bulan Februari 2018 dan kegiatan itu menampung ide-ide bisnis yang berasal dari sivitas akademika Unej dan masyarakat umum.
"Ide-ide bisnis yang masuk akan diseleksi, targetnya nanti akan ada 20 rintisan usaha yang akan dibina di STP Uniej," katanya.
Selanjutnya para pelaku rintisan usaha itu akan mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan mulai dari teknologi hingga pemasaran, serta diberi hibah usaha mulai dari Rp20 juta hingga Rp50 juta tergantung kelayakan usahanya.
"Bahkan tidak menutup kemungkinan jika ada rintisan usaha yang memiliki prospek yang baik akan dijadikan sebagai usaha Unej yang sebentar lagi statusnya menjadi Badan Layanan Umum," ujarnya, menambahkan.(*)
Begini Cara Unej Tingkatkan Kualitas-Kuantitas Peneliti dengan Anggaran Rp10 Miliar
Senin, 5 Februari 2018 23:02 WIB
Dengan adanya kelompok riset, maka diharapkan semakin banyak penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti Unej karena nantinya setiap dosen minimal menjadi anggota satu kelompok riset