Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Harga berbagai macam jenis beras di pasar tradisional di Bojonegoro, Jawa Timur, rata-rata naik sekitar Rp200/kilogram, baik kualitas medium maupun premium, tidak terpengaruh operasi pasar yang digelar Bulog Sub-Divre III.
"Saya juga menjual beras bulog, tetapi harga berbagai macam jenis beras masih tetap naik rata-rata sekitar Rp200 per kilogram," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Kharis, Selasa.
Menurut dia dibenarkan pedagang beras lainnya di Pasar Kota, Ny. Maksum bahwa kenaikan harga beras tidak hanya kualitas medium dan premium, bahkan beras poles paket kenaikannya lebih tinggi dibenarkan seorang pedagang beras lainnya juga di pasar setempat Sakip, juga pedagang beras di Pasar Kota, Ny. Maksum.
"Harga berbagai macam jenis beras naik, ya karena panen masih sedikit. Pedagang lokal harus berebut beras dengan pedagang pedagang luar daerah terutama dari Jawa tengah, yang melakukan pembelian beras," ujar Kharis dibenarkan Sakip.
Oleh karena itu, Sakip mengaku hanya bisa melakukan pembelian beras panenan baru termasuk beras poles rata-rata sekitar 3 ton per hari, yang bisanya bisa mencapai 8 ton per hari.
Data di pasar setempat harga pembelian beras panenan baru Rp10.500/kiloram, yang sebelumnya Rp10.300/kilogram.
Begitu pula beras kualitas super poles merek Terate juga naik dengan harga Rp12.400/kilogram yang sebelumnya Rp11.800/kilogram, paket "Rojo Lele" naik menjadi Rp11.100/kilogram, yang sebelumnya Rp10.50/kilogram.
Menurut Kharis dan Sakip, sejumlah pedagang di pasar setempat memperoleh pasokan beras dari Bulog Subdivre III Bojonegoro, baik kualitas premium maupun medium yang dipatok dengan harga tertinggi sesuai spanduk Rp9.450/kilogram.
Namun, menurut Sakip, dirinya membeli harga beras kualitas medium di bulog dengan harga Rp8.300/kilogram, kemudian dijual dengan harga Rp8.400/kilogram.
"Lumayan bisa laku 2 kuintal dalam dua pekan," ucapnya.
Berbeda dengan Kharis yang mengaku kesulitan menjual beras premium yang dijual ditempatnya yang diperoleh dari bulog, karena pembeli lebih senang memilih membeli beras panenan baru atau beras poles merek produksi Tuban dan lokal.
Sejumlah pedagang di Pasar Banjarjo membenarkan dari hasil konfirmasi yang diperoleh dari petugas bulog akan ada beras impor masuk ke Tanah Air.
Padahal, menurut para pedagang, tanaman padi di Bojonegoro, juga Tuban, akan panen raya sekitar dua pekan lagi.
"Ya kalau ada beras impor masuk pada Februari bersamaan dengan panen raya jelas akan mempengaruhi harga beras panenan baru," ucap seorang pedagang beras lainnya di Bojonegoro Antok.
Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Irsan Nasution, menjelaskan operasi pasar beras medium dan premium yang digelar bulog sebagai usaha untuk mengendalikan harga beras.
"Soal ada informasi akan ada impor beras dari Pemerintah bukan kewenangan kami menjawab, sebab saya juga mendengar baru dari TV," ujarnya. (*)
Naik Rp200/Kilogram Harga Beras di Bojonegoro
Selasa, 16 Januari 2018 9:58 WIB