Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro surut menjadi 13,25 meter (siaga I-kuning), Minggu pukul 18.00 WIB.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro sempat mencapai 13,88 meter, kemudian berangsur-angsur surut, karena karena di daerah hulu Ngawi, dan sekitarnya juga surut," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro, Minggu.
Namun, lanjut dia, ketinggian air di hilirnya mulai Babat, Karanggeneng, Laren dan Kuro, semuanya di Lamongan, masih naik dengan status siaga II-kuning masing-masing Babat 7,81 meter. 5,37 meter, 4,25 meter Kuro 2,06 meter.
"Air Bengawan Solo bisa mengalir lancar ke laut, karena air laut tidak dalam kondisi pasang. Kalau tidak ada tambahan hujan deras dari hulu maka ketinggian Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, akan terus menurun," kata dia menjelaskan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, menjelaskan ancaman tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang terancam luberan luapan Bengawan Solo bisa selamat.
Sebab, lanjut dia, warga di Desa Temu, Kecamatan Kanor, juga Desa Kadungrejo dan Pucangarum, Kecamatan Baureno, bekerja bakti meninggikan tanggul irigasi Kali Ingas agar airnya luapan Bengawan Solo tidak meluber persawahan.
"Ada sebagian kecil petani yang sudah memanen tanaman padinya. Tapi sebagian besar tanaman padi di dua kecamatan itu kurang 20 hari lagi panennya," ucapnya.
SAR Cari Korban Tenggelam
Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo menambahkan sebanyak 12 personel SAR mencari seorang warga Desa Ngrancang, Kecamatan Tambakrejo, atas nama Yasrini (83) yang diduga tenggelam di sebuah sungai di desa setempat sejak Rabu (3/1).
"Tim SAR melakukan pencarian korban tenggelam dengan menyusuri sungai di desa setempat sejak sehari lalu. Sampai saat ini korban belum ditemukan," ujarnya.
Dari laporan keluarganya, lanjut dia, korban Yasrini pamit kepada keluarganya pergi ke sawah Rabu (3/1) sekitar pukul 10.30 WIB, namun sampai malam hari tidak pulang ke rumah.
"Korban diduga tenggelam karena ada tetangganya yang tahu korban ditepi sungai. Setelah di cek keluarganya di temukan seikat kayu bakar di pinggir sungai yang di duga milik korban," katanya.
Dugaan sementara, kata dia, korban mandi di sungai kemudian hanyut terbawa derasnya arus sungai di desa setempat. (*)