Kediri (Antaranews Jatim) - Sebuah bangunan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Ngadirejo, Kota Kediri, Jawa Timur, secara tiba-tiba ambruk, setelah sehari sebelumnya hujan deras melanda kota ini.
"Tadi kami sudah ke lokasi. Dibantu dengan kelurahan serta relawan, kami ikut gotong royong membersihkan sisa reruntuhan," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Kediri Bambang Riadi di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, kejadian ambruknya bangunan PAUD di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kota, Kediri, itu pada Sabtu pagi. Bangunan tersebut secara tiba-tiba ambruk, padahal saat kejadian tidak berlangsung hujan.
"Kondisi cuaca cerah berawan. Tapi, sehari sebelumnya hujan deras selama tiga jam. Diduga, kondisi bangunan rapuh, jadi ambruk," katanya.
Ia juga menambahkan, saat kejadian tidak ada aktivitas belajar mengajar, sehingga tidak ada korban yang tertimpa tembok akibat bangunan yang ambruk tersebut. Namun, mayoritas bangunan rusak berat setelah kejadian tersebut.
Warga di sekitar lokasi juga langsung datang ke tempat tersebut. Mereka ikut bergotong royong membantu membersihkan sisa bangunan sekolah tersebut. Warga juga dibantu oleh relawan serta TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri.
Bangunan sekolah tersebut juga diketahui sudah mulai rapuh. Terlebih lagi, hujan yang turun terus menerus selama beberapa jam, membuat bangunan semakin rapuh, sehingga ambruk.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengatakan jumlah PAUD se-Kota Kediri sekitar 200 lembaga. Dari jumlah itu, terdapat beberapa PAUD yang fasilitasnya sudah bagus, tapi juga terdapat PAUD lain yang fasilitasnya masih belum bagus.
Namun, pemerintah masih melakukan pengecekan terkait dengan izin pendirian sekolah PAUD yang ambruk itu. Hal itu menentukan apakah untuk perbaikan menjadi tanggung jawab dari yayasan pengelola sekolah atau bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Kami masih melakukan pengecekan dulu. Kalau PAUD itu punya pembina, jadi tanggung jawab pemerintah, tapi jika dari yayasan maka yang bertanggungjawab dari yayasan," katanya.
Walaupun untuk perbaikan masih harus dilakukan pengecekan terkait dengan izin, pemerintah sudah memberikan bantuan untuk biaya pendidikan. Pada 2017, setiap anak yang bersekolah di PAUD mendapatkan dana alokasi hingga Rp600 ribu per tahun. Dana itu diberikan oleh pusat yang diberikan untuk PAUD yang sudah terdaftar di dinas pendidikan.
Dana itu, kata dia, untuk pengembangan sarana, peningkatan mutu guru dan alat belajar. Pembelian beragam keperluan itu sudah terdapat petunjuk teknis termasuk untuk penggunaan dananya. Dengan itu, diharapkan seluruh PAUD yang belum mengajukan izin, harus melengkapinya. Untuk 2018, saat ini masih dalam pembahasan lebih lanjut di dinas pendidikan. (*)