Beijing, (Antara Jatim) - Tim tenis meja Jawa Timur yang dipersiapkan untuk berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 melakukan serangkaian pertandingan uji coba di Beijing.
"Persiapan harus dilakukan jauh-jauh hari untuk mengetahui kekuatan tim ini," kata Manajer Tim Tenis Meja Jawa Timur, Diana Wuisan Tedjasukmana, kepada Antara di Beijing, Kamis.
Dalam uji coba di Ibu Kota China pada 15-22 Desember 2017 tersebut, dia membawa empat pemain putra dan empat putri serta dua pelatih.
Keempat pemain putra adalah M Hussein, M Ardha Yuana, Ficky Supit, dan Yulius, sedangkan putri ada Christine Ferliana, Nur Azizah, Silir Rovani, dan Gustin Dwijayanti didampingi dua pelatih, Agus Winarto dan Khoirul Umam.
Pada laga uji coba tersebut, tim PON Jatim bertanding melawan tim Min Dragon dan tim Puslatda Beijing.
Dalam pertandingan tersebut Christine dan kawan-kawan harus menghadapi Zou Yang yang pernah memperkuat tim junior China.
"Hasil uji coba ini akan kami evaluasi sebelum menentukan tim inti yang mungkin tahun depan sudah harus terbentuk," kata Diana.
Ketua Pengurus Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Daerah Jatim periode 2000-2008 itu merencanakan uji coba di China pada tahun depan.
"Uji coba tahun depan tidak mesti di Beijing. Apalagi anak-anak sejak 2003 sudah pernah berlatih di klub Shandong Luneng (Provinsi Shandong)," kata perain tiga medali emas di SEA Games 1981 di Manila dan SEA Games 1983 di Singapura itu.
Pada uji coba tahun depan, Diana akan mengikutsertakan tim lapis kedua sebelum menentukan tim inti yang beranggotakan lima putra dan lima putri untuk memperkuat Jatim di PON 2020.
Jatim merupakan "gudangnya" atlet tenis meja, baik yang berprestasi di level nasional maupun internasional.
Namun sejak 2008 setelah klub yang mereka naungi Sanjaya Gudang Garam Kediri bubar, para atletnya hijrah ke berbagai daerah.
Padahal saat itu Jatim baru saja menjadi juara umum PON 2008 di Kalimantan Timur, salah satunya berhasil menyapu bersih medali emas dari cabang olahraga tenis meja.
Setelah itu prestasi tim Jatim di dua kali PON berikutnya surut karena beberapa atletnya membela daerah lain.
Pada PON 2016 di Jawa Barat, tim tenis meja Jatim harus puas di urutan kedua di bawah DKI Jakarta dengan perolehan dua medali emas, tiga medali perak, dan lima medali perunggu. Padahal saat itu targetnya empat medali emas.
Diana belum bisa memastikan target medali pada PON 2020 yang akan digelar di Jayapura, Papua.
"Belum ada target karena semua tergantung dari KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Jatim," ujar atlet legendaris tenis meja nasional yang menjabat Ketua I Pengurus Pusat Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) periode empat tahun terakhir. *