Surabaya (Antara Jatim) - Pusat Pengembangan (Pusbang) Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menginginkan SMK mendirikan sebuah production house (PH) guna menambah produksi film nasional di Indonesia.
"Adanya SMK yang mendirikan PH akan dapat mengangkat pamor industri film nasional dan melahirkan sineas-sineas muda berbakat," kata Koordinator Kampanye Cinta Film Indonesia Abu Hanifah saat kegiatan cinta film Indonesia di SMK dr Soetomo Surabaya, Kamis.
Dia mengungkapkan, perbandingan antara film nasional dengan film impor seharusnya bisa sampai 60 persen : 40 Persen. Tapi sekarang kenyataannya masih terbalik. Di Jakarta, lanjut dia, film nasional masih susah masuk layar lebar.
Untuk itu, kata Abu pihaknya akan membuka jurusan perfilman di SMK dan ditargetkan pada tahun ajaran 2018-2019 telah ada setidaknya lima SMK menjadi pilot project jurusan perfilman.
"Saat ini, program keahlian perfilman masih menjadi satu dalam bidang seni dan industri kreatif. Harapan kita ada jurusan perfilman sendiri yang di dalamnya memuat berbagai bidang keahlian di bidang perfilman," tutur dia.
Meski belum bisa bersaing dengan asing, pertumbuhan production house (PH) di Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Hal itu tidak menutup kemungkinan bagi SMK untuk juga ikut ambil bagian dalam membuka PH.
"Kegiatan PH tidak selalu membuat film. Bisa juga membuat iklan. SMK Dr Soetomo ini saya yakin bisa membukanya dan menjadi 'pioneer'," ujar dia.
Pihaknya mengaku, membuka konsentrasi pendidikan vokasi di bidang perfilman tidak mudah dan tidak murah. Karena itu, pemerintah akan menyiapkan suport dari berbagai sisi bagi sekolah yang siap menjadi percontohan. Saat ini, Pusabang Film bersama Direktorat Pembinaan SMK tengah mematangkan kurikulum yang akan digunakan dalam jurusan perfilman tersebut.
Kepala SMK Dr Soetomo Juliantono Hadi menuturkan, sekolahnya tahun ini telah membuka program keahlian produksi film dan pertelevisian. Program tersebut masih cukup baru dalam spektrum keahlian SMK yang dikeluarkan Dit PSMK pada akhir 2016 lalu.
"Kalau dibuka jurusan perfilman secara khusus. Maka bidang keahlian yang akan lebih luas. Ada sutradara sendiri, kameramen, bahkan untuk soundman," kata pria yang akrab disapa Anton ini.
Anton yakin, sekolahnya pun akan siap jika dijadikan percontohan untuk pembukaan jurusan perfilman oleh Kemendikbud. Dari sisi sarana-pra sarana, sekolahnya cukup matang. Sejumlah kamera jenis 4-K atau standar layar lebar telah dimiliki. Termasuk kamera drone, jimi jip dan switcher.
"Kalau akan mendirikan PH sebenarnya sudah bisa. Kita hanya kurang studio mini yang siap dengan green screen-nya," tutur Anton.(*)