Probolinggo (Antara Jatim) - Lahan garam petani di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur berubah fungsi menjadi tambak ikan saat musim hujan karena aktivitas pertanian garam di wilayah setempat berhenti total sejak awal musim hujan pada pertengahan November 2017.
"Lahan yang biasanya digunakan untuk memproduksi garam berubah fungsi menjadi tambak ikan bandeng atau udang vaname karena pada musim hujan tidak bisa memproduksi garam lagi," kata Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo Buhar di Probolinggo, Senin.
Menurutnya para petani garam harus tetap memenuhi kebutuhan hidupnya selama musim hujan, sehingga upaya mengubah lahan garam menjadi tambak ikan dilakukan, agar petani garam tidak menganggur selama musim hujan.
"Selama musim hujan, tidak ada produksi garam karena minimnya sinar matahari. Lahan garam juga selalu basah terguyur hujan dan berubah menjadi genangan, sehingga petani mengubah fungsi lahan itu menjadi tambak ikan," tuturnya.
Ia mengatakan ada dua kemungkinan usaha yang dipilih petani garam di Probolinggo selama hujan mengguyur yakni budi daya ikan bandeng dan udang vaname, namun berdasarkan pengalaman sebelumnya bahwa budi daya bandeng lebih aman diterapkan dalam waktu jangka pendek.
"Budi daya bandeng butuh waktu 4-5 bulan dan setelah panen diprediksi mulai masuk musim kemarau, sehingga waktunya pas dengan pemanfaatan lahan sementara karena petani di musim kemarau kembali memproduksi garam," ucap petambak asak Desa Pajurangan, Kecamatan Gending.
Di sisi lain, lanjut dia, budi daya ikan bandeng lebih praktis daripada budi daya udang vaname karena petani tidak memerlukan pemberian pakan industri berkala karena sistem pakan yang diterapkan adalah pemberian pakan alami.
"Kami memberikan pakan alami berupa plankton di dalam tambak dan sebelum benih ditebar, petambak akan meningkatkan jumlah planktonnya karena plankton itu terus berkembang biak dengan cepat," ujarnya.
Ketika benih ditebar hingga panen, lanjut dia, para petambak ikan tidak perlu memberi pakan tambahan lagi untuk ikan bandeng dan setiap hektare tambak bisa ditebar antara 5.000 hingga 10.000 benih.
"Harga jual bandeng juga cukup bagus di kisaran Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram disesuaikan dengan ukuran. Semakin besar ikannya, maka harganya semakin mahal. Kalau ikan ukuran kecil seberat 1 kilogram berisi 8 ekor, sedangkan ikan ukuran besar seberat 1 kilogram berisi 2 ekor," katanya.
Hal senada juga disampaikan petani garam lainnya Nasution yang mengubah lahan garamnya menjadi tambak ikan bandeng karena hujan yang turun setiap hari tidak bisa memproduksi garam.
"Kami mengubah lahan garam menjadi kolam ikan. Saya melakukan budi daya bandeng daripada menganggur selama 5 bulan sambil menjual garam simpanan yang berada di gudang," tuturnya.(*)