Jember (Antara Jatim) - Universitas Jember (Unej), Jawa Timur mengirim Tim Sukarelawan Misi Kemanusiaan ke pengungsi Gunung Agung, Bali, yang diberangkatkan langsung oleh Rektor Universitas Jember Moh. Hasan pada Kamis (30/11) malam pukul 22.00 WIB.
Rektor Unej Moh. Hasan, Jumat, mengatakan pihaknya mengapresiasi dan mendorong kelembagaan tersebut mampu bergerak cepat untuk mengatasi kondisi bencana yang terjadi akibat letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali.
"Kami tidak bisa tutup mata dan harus ikut mengambil bagian dalam membantu korban bencana atas meletusnya Gunung Agung melalui Tim Misi Kemanusiaan Unej," katanya di Kabupaten Jember.
Ia berharap tim relawan kemanusiaan Unej tersebut dapat membantu korban bencana erupsi Gunung Agung sesuai dengan keahlian di bidangnya karena ada tiga lembaga yang diberangkatkan ke sana.
"Tim relawan misi kemanusiaan tersebut merupakan gabungan dari tiga lembaga di Unej yakni Tim Lingkungan dan Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Tim Trauma Healing Pusat Pelayanan Counseling Dan Difabilitas (PLCD) Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjamin Mutu (LP3M) dan Tim Unit Medical Centre," tuturnya.
Tim gabungan tersebut akan melakukan sinergi dalam memberikan bantuan penanganan korban bencana Gunung Agung Bali berupa trauma healing kepada anak dan ibu yang menjadi korban, kemudian pelayanan medis dan pengobatan kepada para pengungsi, serta memberikan bantuan suplemen makanan dan lainnya.
"Tim Relawan Misi Kemanusiaan Unej itu akan membantu para pengungsi korban erupsi Gunung Agung sejak 1 Desember hingga 6 Desember 2017 dan persiapan sudah dilakukan dengan pelatihan tanggap bencana dan training of trainer trauma healing," katanya.
Ketua LP3M Unej Dr Akhmad Taufiq mengatakan program misi kemanusian itu merupakan bentuk perhatian Unej yang sungguh-sungguh melalui unit kelembagaan yang dimiliki dan serius dalam mengambil tanggung jawab untuk menangani kondisi lingkungan yang terkena bencana.
"Dalam kondisi itu, trauma healing merupakan tindakan yang diperlukan untuk menangani pascabencana yang difokuskan pada ibu dan anak sebagai subjek yang sangat rentan terhadap bencana dan pascabencana," tuturnya.
Sementara Koordinator Tim Trauma Healing Pusat Pelayanan Counseling Dan Difabilitas (PLCD) LP3M Arif mengatakan trauma healing sangat diperlukan untuk mengurangi trauma korban bencana Gunung Agung dengan mengajak anak-anak bermain, agar mereka melupakan kejadian bencana tersebut.
"Kami juga melakukan pendekatan secara psikologis yang bertujuan agar anak-anak tidak mengalami trauma secara psikologis pascabencana, sehingga tidak terganggu untuk perkembangan masa depannya," ucap Dosen Ilmu Kesejahteraan FISIP Unej itu.
Tim Misi Kemanusiaan Universitas Jember tersebut sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, sehingga untuk penempatan masing-masing tim disesuaikan dengan kebutuhan yang sudah dipetakan oleh BPBD Bali.(*)