Malang (Antara) - Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang segera menurunkan tim teknis untuk mengkaji kondisi infrastruktur yang ada di wilayah itu, baik jalan maupun jembatan sebelum dilakukan perbaikan.
Kepala DPUBM Kabupaten Malang, Jawa Timur, Romdhoni di Malang, Senin mengemukakan tim teknis ang diturunkan nanti bakal mengkaji sejumlah titik ang kondisi infrastrkturnya rawan terjadi kerusakan akibat bencana alam dan intensitas hujan yang cukup tinggi.
"Untuk melakukan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak, kami menunggu tahun depan karena selain membutuhkan biaya yang cukup besar, juga menunggu musim hujan berakhir agar bisa optimal. Oleh karena itu, kami menurunkan tim teknis untuk melakukan kajian," kata Romdhoni.
Lebih lanjut, Romdhoni mengatakan tim teknis yang bakal diturunkan itu didampingi petugas dari wilayah kecamatan guna melakukan pendataan di seluruh ruas jalan maupun jembatan yang ada di wilayah masing-masing.
Dari data dan kajian tersebut, DPUBM bisa mengetahui titik-titik infrastruktur jalan dan jembatan yang kondisinya rawan rusak akibat bencana alam, sehingga bisa diperkirakan nilai kebutuhan anggarannya jika terjadi kerusakan.
Ia mengatakan memasuki musim penghujan di sejumlah titik rawan bencana di Kabupaten Malang telah menyebabkan terjadinya kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Salah satunya kerusakan jembatan penghubung antar-kecamatan di Dusun Krajan Kulon, Desa Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Romdhoni mengaku untuk menangani kerusakan jembatan penghubung tersebut, pihaknya telah mendelegasikan tim UPT Bina Marga Kecamatan Turen untuk melakukan survei langsung ke jembatan yang ambrol. Tim tersebut langsung melakukan analisa secara detail dalam upaya mencari solusi atas kerusakan jembatan penghubung tersebut.
Dari hasil analisis, katanya, proses rehabilitasi atau pembangunan ulang jembatan dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter tersebut belum bisa dilakukan tahun ini, sebab kebutuhan anggaran perbaikan cukup besar. Apalagi, kondisi hujan intensitasnya cukup tinggi karena akan berpengaruh terhadap pola penanganan kerusakan jembatan tersebut.
DPUBM, lanjutnya, tidak ingin terburu-buru karena dikhawatirkan hasil perbaikan pasti tidak akan optimal. "Untuk memperlancar lalu lintas di kawasan itu, kami berupaya membuatkan jembatan alternatif bagi masyarakat. Dengan demikian lalu lintas tetap bisa melewati jalur tersebut meski dengan volume kendaraan terbatas," tuturnya.
Paling tidak, kata Romdhoni, dengan adanya jembatan sementara tersebut bisa membantu warga dan arus lalu lintas (kendaraan) tidak menumpuk di jalan alternatif. "Kami upayakan secepatnya menyelesaikan pembangunan jembatan sementara ini agar arus lalu lintas tetap lancar dan aktivitas warga tidak terganggu," ujarnya.(*)