Lumajang (Antara Jatim) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahap pertama menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada sekitar 678 petani penggarap lahan hutan dengan nilai sebesar Rp3,2 miliar dan 1.000 lebih kartu tani untuk mendukung program perhutanan sosial di Jawa Timur.
Penyaluran KUR dan kartu tani tersebut dilaksanakan secara simbolis oleh CEO BNI Kanwil Malang Yessy Kurnia dengan disaksikan Bupati Lumajang As'ad di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu.
"Untuk mewujudkan cita-cita menyejahterakan masyarakat penggarap lahan hutan, BNI dilibatkan sebagai lembaga keuangan yang dapat menyalurkan pembiayaan sekaligus mempercepat peningkatan literasi keuangan di kawasan hutan, terutama lahan kritis atau lahan gundul sekitar hutan," kata CEO BNI Kanwil Malang Yessy Kurnia di Lumajang.
Untuk itu, lanjut dia, BNI mengajak para petani penggarap lahan hutan menjadi masyarakat yang aktif melakukan transaksi perbankan dan mengubah mereka dari masyarakat yang bukan nasabah menjadi nasabah BNI.
"Sebelumnya, BNI menjadi bank pertama yang menyalurkan pembiayaan dalam kerangka program perhutanan sosial di Jatim yakni saat menyalurkan KUR Perhutanan Sosial di Probolinggo pada 2 November 2017 dan Madiun 6 November 2017 yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo," tuturnya.
Menurutnya KUR yang disiapkan bagi para petani penggarap di Kabupaten Lumajang sebanyak 47 petani dengan nilai total Rp1 miliar lebih dan KUR Tani itu diberikan kepada petani yang barnaung di dalam LMDH Wono Lestari yang memiliki unit usaha berupa pisang kirana, produksi olahan kripik, unit usaha sapi perah, memiliki kelompok perempuan desa hutan, serta koperasi masyarakat desa hutan.
Penerima KUR Sapi sebanyak 46 debitur dengan total nilai Rp1,018 miliar dan satu debitur atas nama Pak Sugiyo adalah maskot karena yang bersangkutan sempat berdialog dengan Presiden Joko Widodo dan Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto yang berjanji akan mencairkan KUR dalam waktu sepekan.
"Kegiatan ini adalah sebuah pemenuhan janji Presiden dan Direktur BNI, sehingga angka 46 adalah angka istimewa bagi masyarakat hutan di Desa Burno dan BNI," ujarnya.
Sementara Bupati Lumajang As'ad menyampaikan apresiasi kepada Perum Perhutani SKPH Lumajang, KPH Probolinggo, dan BNI atas respon yang cepat dalam pemberian KUR, serta akses lebih ke kawasan hutan.
"Dengan demikian KUR tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekitar hutan tanpa mengabaikan manfaat hutan secara ekologi sebagai penghasil oksigen, pencegah banjir dan erosi," katanya.
Program Perhutanan Sosial merupakan sebuah upaya sistematis yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mensejahterakan masyarakat di sekitar kawasan hutan, sehingga lahan-lahan yang selama ini kurang produktif akan lebih memberikan manfaat ekonomi kepada petani penggarap lahan hutan tersebut.(*)