Enam pimpinan dan anggota komisi yang membidangi luar negeri, pertahanan, intelijen, komunikasi, dan informasi itu tiba di Masjid Niujie setelah mengadakan pertemuan dengan Badan Siber China (CAC).
Begitu memasuki kompleks masjid terbesar di Beijing itu, rombongan yang dipimpin Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari langsung menuju makam dua imam Masjid Niujie, Syekh Ali bin Al Qadir Imaduddin Bukhori dan Syekh Al Burthoni Al Qazwayni.
Setelah mengambil air wudhu, mereka menunaikan shalat zuhur berjemaah dengan sesama anggota Komisi I beserta istri.
Mereka menyempatkan diri foto bersama di dalam dan halaman masjid di Distrik Xuanwu yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo pada 14 Mei 2017 dan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 3 Desember 1999 itu.
Kharis dan Wakil Ketua Komisi I Asril Hamzah Tanjung tampak mengagumi jam "bentes" atau penunjuk waktu shalat berdasarkan perputaran matahari yang masih berdiri kokoh di depan menara sebelah utara bangunan utama masjid.
"Masih ada jam beginian ya. Dulu di masjid kampung saya ada," kata Kharis, politikus Partai Keadilan Sejahtera, kepada rekannya dari Partai Gerindra itu.
Keduanya pun foto bersama istrinya masing-masing di depan jam "bentes" yang terbuat dari batu pualam.
"Saya sangat kagum karena di tengah Kota Beijing ada satu masjid yang sangat eksotik dibangun pada 1700-an. Ini menandai dakwah Islam sudah sampai di China," tuturnya kepada Antara.
Turut mendampingi Kharis dan Asril saat mengunjungi Masjid Niujie adalah Hanafi Rais (Wakil Ketua Komisi I/PAN), Nico Siahaan (anggota/PDIP), Bambang Atmanto Wiyogo (anggota/Golkar), Budi Youyastri (anggota/PAN), dan Suargana Pringganu (Konsuler Politik KBRI Beijing).
Di Beijing mereka dijadwalkan bertemu dengan pihak PT Huawei, CAC, Kongres Nasional Rakyat China (NPC) selain juga mengunjungi Tembok Besar dan Kota Terlarang.
Mereka akan bertolak menuju Xi'an, Provinsi Shanxi, Rabu (1/11), untuk bertemu dengan parlemen daerah dan komunitas muslim setempat.(*)
Video Oleh M.Irfan Ilmie