Jember (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Jawa Timur, bersama sejumlah pihak mengantisipasi ancaman tanah longsor di lereng Pegunungan Argopuro dengan memperbarui plastik penutup retakan tanah yang berada di Perkebunan Kalijompo, Rabu.
"Kami memperbarui plastik penutup retakan tanah yang berada di Perkebunan Kalijompo sebagai langkah pengurangan risiko bencana tanah longsor dan banjir bandang di wilayah setempat," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Widi Prasetyo di Jember.
Menurutnya kegiatan menutup retakan tanah tersebut dilakukan BPBD Jember bersama Administratur Kebun Kalijompo PT Kaliandra, Camat Sukorambi, Danramil Sukorambi, serta beberapa orang sukarelawan kebencanaan BPBD.
"Panjang retakan tanah di kawasan Perkebunan mengalami penambahan 15 meter ke arah timur, sehingga total panjang retakan tanah itu hingga kini mencapai 200 meter," ucap mantan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jember itu.
Apabila retakan tanah tidak diberi plastik, lanjut dia, dikhawatirkan debit air hujan yang turun akan masuk pada rongga retakan, sehingga dapat menjadi ancaman bahaya tanah longsor dan banjir bandang.
"Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak perkebunan swasta yang peduli terhadap pengurangan risiko bencana dan mengapresiasi kepada dunia usaha perkebunan yang memiliki kepedulian terhadap ancaman bencana alam," katanya.
Widi mengatakan upaya yang dilakukan BPBD Jember hanya mendorong dan menggugah kesadaran masyarakat bahwa urusan kebencanaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun tanggung jawab bersama.
"Risiko terjadi longsor di kawasan perkebunan tersebut sangat tinggi, sehingga dipasang plastik untuk sementara, agar air bisa langsung mengalir ke bawah dan tidak masuk ke dalam retakan yang cukup panjang tersebut," ujarnya.
Jika dibiarkan, lanjut dia, longsor tersebut akan berdampak ke sisi hilir dan bisa berdampak pada terjadinya bencana alam di kawasan perkebunan, sehingga perlu adanya sinergi untuk penanganan tersebut.
"Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang menyebutkan prakiraan curah hujan di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jember cukup tinggi pada November-Desember 2017, sehingga potensi longsor di Perkebunan Kalijompo juga cukup tinggi," katanya, menambahkan.
Peringatan dini peta gerakan tanah longsor dari Kementerian ESDM juga sudah diterima BPBD Jember yang menyebutkan sejumlah wilayah berpotensi longsor di antaranya lereng selatan Pegunungan Argopuro, Gunung Raung di wilayah Jember, dan gugusan Mandigu, Bande Alit dengan skala menengah dan tinggi.(*)