Tulungagung (Antara Jatim) - Pelaku usaha kecil menengah (UKM) industri udang kering di Tulungagung, Jawa Timur, tengah menikmati keuntungan sebagai dampak melimpahnya pasokan ebi dari nelayan serta tingginya harga komoditas pangan untuk bumbu dapur tersebut.
Fatimah, pelaku usaha pengeringan udang di Tulungagung, Kamis mengatakan harga udang kering atau ebi di pasaran saat ini masih di kisaran Rp40 ribu per kilogram.
Menurutnya harga itu stabil selama beberapa bulan terakhir, namun sedikit menurun dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang dirundung hujan berkepanjangan sehingga pasokan udang ebi turun dan harga meroket hingga tembus Rp50 ribu per kilogram.
"Harga ebi memang cenderung berfluktuasi, tergantung pasokannya. Jika turun bisa sampai di kisaran Rp30 ribu per kilogram, namun harga itu tetap menguntungkan dibanding ikan olahan lain," kata Fatimah.
Menurut Fatimah, salah satu penyebab stabilnya harga udang kering ebi adalah kebutuhan pasar yang selalu besar sementara pasokan terbatas.
"Kami mendapat udang ebi dari nelayan di Pantai Popoh. Kebetulan musim ini pasokan melimpah sehingga produksi bisa tiap hari. Hari ini diterima, langsung dijemur sampai kering, lalu dikumpulkan dan aling lama besoknya sudah dikirim ke pasar besar di Kota Tulungagung," kata Cikrak, salah satu pekerja pengeringan udang kering ebi di Dusun Tumpuk, Desa Besuki, Kecamatan Besuki.
Sehari, volume udang ebi yang diterima UKM milik Fatimah bisa mencapai 40 keranjang. Jika ditimbang, bobot keseluruhan dalam kondisi basah bisa mencapai sekitar 2,8 ton.
Jumlah itu dua kali lebih banyak dibanding saat penghujan seperti tahun lalu yang rata-rata hanya mendapat pasokan 5-20 keranjang.
Pasokan saat penghujan cenderung tidak stabil, bahkan kadang tidak ada sama sekali.
"Itupun kadang tidak ada (pasokan). Sekarang hampir tiap hari ada pasokan dari Popoh, tangan ini rasanya sampai tidak ada istirahatnya," katanya.
Fatimah enggan mengungkapkan harga beli ebi dari para nelayan. Namun menurutnya, harga jual ebi kering saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram.
Selain dipasok ke pasar induk di Kota Tulungagung, kata Fatimah, pembeli biasanya datang dari Tulungagung hingga produsen produk udang dari kota lain.
Untuk wilayah Tulungagung biasanya udang kering ebi digunakan untuk kerupuk atau peyek udang.
Sementara di kota lain digunakan untuk terasi atau petis.
Musim ebi akan berakhir jika kemarau berakhir dan mulai turun hujan.
"Dari semua ikan yang dikeringkan, harganya yang paling mahal. Jenis ini yang paling menguntungkan," ujarnya.
Selain ebi, memang ada ikan jenis lain yang juga dikeringkan, seperti ikan layur yang tidak terlalu panjang, ikan teri dan ikan bronjong.
Ikan layur kering biasanya dihargai Rp18 ribu per kilogram.
Ikan bronjong kering dihargai Rp15 ribu per kilogram.
Sedangkan teri ikan yang paling murah. Harganya antara Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.
"Kadang kalau panas kurang, ada ikan yang rusak karena tidak langsung kering. Biasanya ditampung dan dimanfaatkan untuk tepung ikan," ujarnya.(*)
UKM Nikmati Untung Berlipat Penjualan Udang Kering
Kamis, 21 September 2017 20:53 WIB