Ketua Yayasan Mangrove Center Tuban Ali Mansyur, di lokasi Mangrove Center Tuban, Rabu, menjelaskan pengunjung yang datang ke lokasi mangrove center sebagian besar para pelajar yang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, dan Jawa Timur, untuk berkemah.
Jumlah pengunjung di objek wisata mangrove center yang lokasinya di tepi laut itu, kata dia, selama ini selalu stabil, bahkan cenderung meningkat tidak hanya hari libur akhir pekan, tetapi juga hari-hari biasa.
"Para pelajar berkemah bisa dua sampai tiga hari. Mereka mendirikan tenda-tendah di bawah cemara laut, seperti sekarang ini banyak pelajar dari Lamongan yang berkemah," kata dia menjelaskan.
Namun, lanjut dia, ada juga pengunjung dengan kendaraan mobil dari arah Jawa Tengah, ke Surabaya kemudian beristirahat di mangrove center.
"Semua pengunjung tidak dikenai biaya masuk, tetapi para pelajar yang berkemah beberapa hari dipersilahkan memberikan infak sekedarnya sebagai ganti pemanfaatan air dan listrik," kata dia menjelaskan.
Ali merintis pengembangan mangrove center sejak 1997, hingga sekarang ini di lokasi setempat dengan luas mencapai 56 hektare sudah tertanam 12 ribu pohon cemara laut dan 128 ribu pohon mangrove.
Di mangrove center selain dimanfaatkan untuk pusat penanaman pohon mangrove, juga untuk pembibitan berbagai aneka tanaman buah-buahan.
"Saya menjual bibit tanaman buah-buahan mulai kelengkeng juga yang lainnya dengan harga mulai Rp3.000 sampai Rp200.000 per pohon. Tapi kalau tanaman kehutanan gratis," ucapnya menambahkan.
Seorang pedagang makanan warga Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Tuban Ny. Eny menjelaskan di lokasi mangrove center ada sekitar 20 pedagang makanan yang berjualan di lokasi mangrove center. Para pedagang berjualan terutama kalau ada pelajar yang berkemah atau ketika libur akhir pekan.
"Pedagang makanan dan minuman disini tidak ada yang menjual rokok, sebab pengunjung disini sebagaian besar pelajar," ucapnya. (*)
Video oleh: Slamet Agus Sudarmojo