Probolinggo (Antara Jatim) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengembangkan program kawasan bawang merah untuk menjaga ketersediaan komoditas bumbu dapur itu di wilayah setempat.
Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari melalui Kasi Tanaman Hortikultura Fajar Rahadiyanto, Minggu, mengatakan program pengembangan kawasan bawang merah tersebut berasal dari dana APBN tahun 2017.
"Program tersebut bertujuan untuk menjaga ketersediaan bawang merah di luar musim tanam bawang merah dan panen perdana program tersebut dilakukan di lahan Kelompok Tani Jaya Utama di Desa Pondok Kelor, Kecamatan Paiton," katanya di Kabupaten Probolinggo.
Menurutnya program pengembangan kawasan bawang merah itu untuk menambah areal tanam bawang merah sebagai langkah untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan bawang merah diluar musim tanam.
"Oleh karena itu, diharapkan kelompok tani yang mendapatkan program tersebut melakukan penanaman di luar waktu musim tanam bawang merah di Kabupaten Probolinggo," tuturnya.
Ia menjelaskan penerima program pengembangan kawasan barang merah tahun 2017 mencapai 30 kelompok tani dengan total areal mencapai 150 hektare yang tersebar di Kecamatan Besuk, Sumberasih, Kotaanyar, Kraksaan, Bantaran, Leces, Tegalsiwalan, Dringu, Gending dan Paiton.
"Penanamannya dilakukan diluar masa tanam bawang merah dan dibagi tiga musim, yakni 25 hektare pada bulan Mei hingga Juni 2017, seluas 55 hektare pada bulan Agustus 2017 dan 70 hektare pada bulan Oktober 2017," katanya.
Dalam program itu, lanjut dia, setiap kelompok tani mendapatkan bantuan bibit sebanyak 1 ton per hektare, pupuk organik cair sebanyak 16,67 liter per hektare, dan pestisida hayati, serta insektisida.
"Ternyata hasilnya cukup bagus dan kualitasnya super karena lahannya baru pertama kali ditanami bawang merah, sehingga tekstur tanahnya masih sangat bagus dan bibit penyakitnya masih sedikit. Berbeda dengan tanah yang sudah berkali-kali ditanami bawang merah yang tentunya bibit penyakitnya sudah sangat banyak," ujarnya.
Ia menjelaskan program pengembangan kawasan bawang merah itu dilakukan supaya menambah areal tanam bawang merah dan setiap bulan selalu ada bawang merah, serta harga bawang merah selalu terkontrol.
"Dengan luasan areal lahan yang sama, menanam bawang merah lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan menanam tembakau. Biasanya saat panen, produksi tembakau mencapai 1 ton, namun berbeda dengan bawang merah yang produksinya bisa mencapai 10 ton," katanya.
Dalam program pengembangan kawasan bawang merah tersebut, DKPP Kabupaten Probolinggo menggunakan varietas unggul Bawang Merah Biru Lancor, sehingga diharapkan dengan program itu dapat meningkatkan pendapatan petani bawang merah dan kesejahteraannya bisa lebih baik.(*)