Gresik (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf mengapresiasi kegiatan Sedekah Bumi yang masih dilaksanakan di Dusun Betiring Desa Banjarsari, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, karena mampu menjaga nilai gotong-royong dan kebersamaan warga.
"Ini menunjukkan masyarakat serius mengadakan Sedekah Bumi dengan memelihara tradisi. Memelihara semangat kebersamaan dan gotong royong," ucap Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf usai melihat aktivitas itu di Gresik, Minggu.
Gus Ipul mengaku sangat mengapresiasi masyarakat Dusun Betiring yang masih konsisten melaksanakan kegiatan budaya leluhur Sedekah Bumi di tengah kemajuan teknologi dan modernisasi masyarakat.
"Kegiatan ini patut menjadi contoh di daerah lain, karena pelaksanaannya sangat rapi, yant juga mencerminkan rasa kebersamaan dan gotong royong dari masyarakat," katanya.
Menurutnya, terdapat empat hal penting yang menjadi perhatian pada pelaksanaan Sedekah Bumi, pertama yakni doa, sebab melalui kegiatan ini masyarakat juga berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Poin kedua, kata dia, yang menjadi perhatian yakni usaha, karena Sedekah bumi diiringi dengan usaha lebih keras dan cerdas, dan ketiga yakni ilmu.
"Selain doa dan usaha, pelaksanaan Sedekah Bumi juga harus disertai dengan ilmu yang cukup. Bagi kita yang beragama Islam, ilmu itu penting. Siapa yang punya ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT," katanya.
Kemudian yang keempat yakni tawakal, artinya masyarakat Dusun Betiring juga harus tawakal dalam melaksanakan Sedekah Bumi, karena segala upaya telah dilakukan untuk meraih hasil yang maksimal.
Sementara itu, Kepala Desa Banjarsari Singgih Purwanto menuturkan, Sedekah Bumi bertema "Ayo Tingkatkan Gotong Royong serta Kebersamaan demi Menuju Masyarakat Dusun Betiring Desa Banjarsari Makmur" ini untuk melestarikan budaya, dan dilakukan setiap setahun sekali.
"Setiap tahun, Ambeng/ancak (tempat makanan dan minuman) selalu meningkat menjadi 460 buah dan arti Sedekah Bumi disebut juga merti bumi, melalui ancak yang berisi makanan dan minuman yang diarak, serta kemudian disantap secara bersama-sama," tuturnya.
Singgih mengatakan, warga Dusun Betiring bermata pencaharian beragam, mulai dari petani, pengusaha dan buruh pabrik, sehingga saat ada sedekah bumi semuanya kumpul dan mengikuti kegiatan dengan beragam sajian.
Dalam acara tersebut, warga mengarak ambeng yang diletakkan di depan rumah sebagai bentuk ungkapan doa, dan isi ambeng dibagi-bagikan warga sekitar hingga habis.
"Sedekah Bumi yang digelar warga Dusun Betiring berbeda dengan dusun lainnya. Jika dusun lain tidak mengarak ancak, sebaliknya di Dusun Betiring diarak terlebih dulu sebelum isi di ancak tersebut dibagi-bagikan ke warga," katanya.*