"Kami langsung panggil tim penjinak bom Polda Jatim begitu mendapat laporan sekitar pukul 10.00 tadi pagi," ujar Kepala Kepolisian Sektor Simokerto Surabaya Komisaris Polisi Masdawati Saragih saat ditemui di lokasi, Senin.
Mortir tersebut ditemukan di kedalaman sekitar satu meter pada lokasi sekolah yang sedang dibangun.
"Ada empat pekerja bangunan yang sedang menggali untuk keperluan pembangunan sekolah. Waktu menggali di kedalaman satu meter, ditemukanlah peluru mortir ini," katanya.
Menurut dia, pembangunan SDN Kapasan 3 Surabaya dilakukan menyusul kebakaran di sejumlah ruang kelas sekolahan tersebut pada 16 April 2017.
"Ruang kelas yang terbakar dirobohkan, selanjutnya dilakukan pembangunan yang informasinya mau ditingkat," ujarnya.
Tim Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Jatim tiba di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB yang kemudian melakukan penyisiran area. Evakuasi terhadap mortir yang ditemukan tampak rampung sekitar pukul 12.30 WIB.
"Menurut Tim Penjinak Bom Polda Jatim tadi setelah dilakukan penyisiran hanya ditemukan satu mortir," katanya.
Peluru mortir yang ditemukan berukuran panjang 33 sentimeter dengan diameter sembilan sentimeter.
"Tim Penjibak Bom mengatakan peluru mortir itu masih aktif. Saat ini telah dibawa ke Markas Detasemen Gegana Brimob Polda Jatim," ucap Masdawati.
Diduga mortir yang masih aktif tersebut merupakan peninggalan dari masa penjajahan Belanda.
Informasi yang dihimpun polisi dari warga sekitar, SDN Kapasan 3 Surabaya merupakan bangunan kuno peninggalan kolonial Belanda.
Masdawari mengatakan berdasarkan informasi dari seorang warga setempat, hingga tahun 1960 sekolah tersebut merupakan sekolah kristen yang kemudian oleh Pemerintah Indonesia dijadikan sekolah umum yang kini bernama SDN Kapasan 3 Surabaya.
Aktivitas belajar-mengajar di SDN Kapasan 3 Surabaya tampak terus berlangsung saat ditemukannya peluru mortir yang masih aktif tersebut. (*)