Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas diundang untuk berbagi pengalaman di hadapan 140 pimpinan daerah (wali kota) se-Malaysia, pada pada 9 - 10 Agustus mendatang.
"Tentu ini kehormatan, bukan bagi saya, tapi bagi Banyuwangi. Ini juga kesempatan menambah jaringan, belajar ke teman-teman pemerintahan daerah di Malaysia," kata Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu
Kepala Bagian Humas Pemkab Banyuwangi Djuang Pribadi menambahkan, pertemuan 140 wali kota tersebut dilakukan dalam dua forum. Forum itu adalah Tatap Muka dan Sharing Wali Kota di Kuala Lumpur Tourism Bureau pada 9 Agustus, dan sehari berikutnya presentasi khusus tentang Banyuwangi di The Royal Chulan, Kuala Lumpur pada 10 Agustus.
Bupati Anas akan memaparkan tema The Transformation of Banyuwangi: Challenges and Outcomes. Pengalaman yang dibagikan tentang bagaimana Banyuwangi tumbuh dan berkembang saat ini. Padahal, Banyuwangi jauh dari kota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Banyuwangi sebelumnya juga tak dihitung dalam peta kemajuan daerah. Belum lagi hambatan infrastruktur karena Banyuwangi adalah daerah terluas di Pulau Jawa, sehingga punya kebutuhan infrastruktur sangat besar, dan di sisi lain APBD-nya tidak segede kota-kota metropolitan.
”Fokus yang akan disampaikan Pak Anas adalah soal kolaborasi, bagaimana mengembangkan daerah dengan semangat kolaborasi. Mengajak semua elemen. Juga kerja keras seluruh aparat birokrasi bersama masyarakat. Bukan one man show," jelas Djuang.
Di Malaysia, kata Djuang, Bupati Anas akan memanfaatkan kesempatan menjaring relasi. Di sana, Anas sedang mengupayakan untuk bisa bertemu Tony Fernandes, CEO Air Asia. "Pak Anas berharap Air Asia bisa melakukan penerbangan langsung dari luar negeri ke Banyuwangi seiring proyeksi Bandara Blimbingsari Banyuwangi sebagai bandara internasional," ujar Djuang.
Sebelumnya, Anas juga pernah melakukan diplomasi ke Jepang. Anas diundang resmi pada Forum Tingkat Tinggi (High Level Forum) Leadership Enhancement and Administrative Development for Innovative Governance in Asia (LEADING) di Tokyo, Jepang, 26 April lalu. Forum ini digelar Japan International Cooperation Agency (JICA) dan The National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS).
Dari kesempatan berjejaring di Jepang, Banyuwangi mendapat kesempatan dipromosikan gratis di Osaka. ”Kita tinggal diminta kirim materi promosi lewat email. Diterjemahkan dan dicetak dalam bahasa Jepang oleh pihak di Osaka,” ujar Djuang.
"Sebenarnya undangan berbicara di luar negeri cukup banyak, dengan biaya penuh dari negara bersangkutan. Seperti Australia. Tapi tidak semua bisa dipenuhi mengingat jadwal di Banyuwangi juga padat," imbuh Djuang. (*)