Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membantah di antara enam calon dirut Perusahaan Daerah Pasar Surya yang diserahkan Badan Pengawas (Bawas) PDPS merupakan calon titipan dari partai politik tertentu.
Sekretaris Kota (Sekkota) Pemkot Surabaya Hendro Gunawan, di Surabaya, Rabu, memastikan proses rekrutmen PD Pasar Surya bersih karena calon yang terpilih murni berdasar pada kapabilitas dan kualitas bukan karena adanya titipan.
"Itu tidak ada, isu titipan itu tidak benar," ujarnya.
Hendro menegaskan saat ini Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masih melihat dan mempelajari berkas hasil rekrutmen dari panitia sebab penentuan direktur utama dan direktur administasi keuangan harus dilakukan dengan baik.
Menurut dia, proses pemilihan harus dilihat secara komprehensif, tidak hanya dilihat dari hasil "fit and propertest" atau uji kelayakan dan kepatutan, tapi juga hasil tes psikologi dan catatan lainnya menjadi pertimbangan wali kota menentukan pilihan.
"Harus komprehensif, kami sudah nerima nama-nama yang diajukan oleh panitia rekrutmen," ujarnya.
Saat ditanya kapan Wali Kota Surabaya menetukan pilihan, Hendro mengaku masih belum tahu. Saat ini, pihaknya masih sedang berkoordinasi dengan Tri Rismaharini.
"Mudah-mudahan minggu ini, saya kordinasi dulu dengan bu wali," ujarnya.
Jika dari calon yang disetorkan ke meja wali kota tidak ada yang cocok, maka hampir dipastikan proses rekrutmen akan diulang. Pemkot Surabaya tidak akan main-main memilih pimpinan.
"Kami serius, kalau tidak ada yang berkualitas, pasti diulang (rekrutmen) lagi," ujarnya.
Ketua Badan Pengawas PDPS Kota Surabaya Rusli Yusuf sebelumnya mengatakan pihaknya kembali mengirimkan nilai lengkap hasil uji kelayakan dan kepatutan enam nama calon direktur utama PDPS kepada Wali Kota Surabaya.
Dewas PDPS sebelumnya telah mengirimkan tiga dari enam nama calon dirut PDPS hasil penilaian yang dilakukan yakni Dwi Hari (mantan Direktur Teknik dan Pelaksana Tugas/Plt Dirut PD Pasar), Bambang Parikesit (Plt. Dirut PD Pasar) dan Muhammad Sunar (pengusaha konstruksi).
Hanya saja informasi yang diterima Antara, Risma kurang sreg dengan tiga nama tersebut sehingga Dewas mengirim kembali hasil penilaian lengkap dari enam nama calon dirut PDPS termasuk tiga nama yang sudah dikirim ke wali kota.
Keenam calon tersebut adalah Agus Santoso, Dwi Hary Soeryadi, Anang Choirul, Ibrahim Wairoy, Mikael Bambang Parikesit, dan Muhammad Sunar.
Saat ditanya alasan Risma kurang sreg dengan tiga nama tersebut karena dua calon merupakan petahana (Dwi Hary Soeryadi dan Bambang Parikesit) dan satu calon berasal dari unsur parpol, Rusli mengatakan tidak benar karena semua sesuai dengan penilaian penguji.
"Titipan parpol tidak ada, semua murni hasil penilaian penguji professional. Kalau kebetulan ada yang mantan kader parpol itu semua kebetulan saja," ujarnya. (*)